2 Kondisi yang Lebih Sering Terjadi Menurut Vernon Kam (1986)

2 Kondisi yang Lebih Sering Terjadi Menurut Vernon Kam (1986)

Vernon Kam (1986) dalam teorinya mengenai pengambilan keputusan dan perilaku individu mengidentifikasi dua kondisi utama yang memengaruhi cara seseorang memecahkan masalah dan mengambil keputusan: kondisi konvergen dan kondisi divergen. Masing-masing kondisi ini menggambarkan pendekatan yang berbeda dalam cara berpikir dan bertindak, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia profesional. Dalam kenyataannya, kondisi konvergen lebih sering terjadi dibandingkan kondisi divergen. Artikel ini akan membahas secara rinci mengapa kondisi konvergen lebih dominan dan bagaimana hal ini tercermin dalam praktik sehari-hari.

1. Kondisi Konvergen: Pendekatan yang Terstruktur dan Efisien

Kondisi konvergen adalah situasi di mana individu mencari solusi yang jelas, pasti, dan efisien terhadap suatu masalah. Dalam kondisi ini, seseorang cenderung menggunakan pendekatan yang lebih terstruktur, sistematis, dan logis untuk menyelesaikan masalah. Pengambilan keputusan dalam kondisi konvergen lebih mengutamakan penyelesaian yang cepat dan dapat diterima, dengan meminimalkan ketidakpastian.

Contoh yang paling jelas dari kondisi konvergen dapat ditemukan dalam dunia profesional dan kehidupan sehari-hari. Misalnya, seorang manajer yang dihadapkan pada masalah operasional perusahaan akan menggunakan data yang ada, mengikuti prosedur yang sudah terbukti efektif, dan mencari solusi yang paling praktis dan efisien. Keputusan dibuat berdasarkan analisis data dan prosedur yang sudah ada, dengan tujuan untuk mengurangi ketidakpastian dan memastikan hasil yang optimal dalam waktu singkat.

Kondisi konvergen juga sangat terkait dengan kebutuhan untuk efisiensi dan pengurangan risiko dalam pengambilan keputusan. Dalam masyarakat yang semakin kompleks dan penuh dengan tuntutan waktu, individu lebih cenderung memilih jalan yang sudah terbukti efektif daripada mencoba sesuatu yang baru dan tidak pasti. Pendekatan yang lebih pasti dan terukur ini memberikan rasa aman dan kontrol yang lebih besar atas hasil yang akan dicapai.

2. Kondisi Divergen: Kreativitas dan Eksplorasi Tanpa Batasan

Sebaliknya, kondisi divergen menggambarkan situasi di mana individu berusaha untuk berpikir di luar batasan yang ada, menciptakan solusi baru, atau mengeksplorasi berbagai kemungkinan tanpa terikat pada satu jawaban tertentu. Pendekatan ini lebih menekankan kreativitas, pemikiran inovatif, dan eksplorasi.

Contoh dari kondisi divergen bisa dilihat dalam dunia seni, inovasi teknologi, atau pengembangan ide-ide baru dalam bisnis. Misalnya, seorang desainer atau ilmuwan yang bekerja untuk menciptakan teknologi baru akan mencoba berbagai alternatif solusi, bahkan jika beberapa di antaranya tidak terbukti efektif dalam jangka pendek. Pengambilan keputusan dalam kondisi divergen mengutamakan pencarian ide-ide orisinal dan solusi yang lebih fleksibel, meskipun hasilnya lebih sulit diprediksi.

Meskipun penting untuk inovasi dan perkembangan jangka panjang, kondisi divergen lebih jarang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini memerlukan waktu, sumber daya, dan toleransi terhadap ketidakpastian yang lebih besar. Banyak individu lebih memilih pendekatan yang lebih aman dan terstruktur yang dapat memberikan hasil lebih cepat dan dengan risiko yang lebih kecil.

Mengapa Kondisi Konvergen Lebih Sering Terjadi?

Ada beberapa alasan mengapa kondisi konvergen lebih sering terjadi daripada kondisi divergen dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Kebutuhan untuk Efisiensi dan Kejelasan: Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak keputusan harus dibuat dengan cepat dan efisien. Sistem manajemen yang terstruktur dan pendekatan berbasis data memungkinkan individu untuk mengambil keputusan dengan cepat dan mengurangi ketidakpastian. Oleh karena itu, banyak orang lebih memilih pendekatan konvergen yang menghasilkan keputusan praktis dan dapat diandalkan dalam waktu singkat.
  2. Pengurangan Risiko: Kondisi konvergen seringkali dipilih karena pendekatannya lebih mengurangi risiko. Ketika keputusan harus diambil dalam konteks yang penuh dengan ketidakpastian, individu cenderung memilih solusi yang sudah terbukti efektif daripada mencoba ide-ide baru yang belum terbukti. Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih yakin dengan hasil yang akan dicapai.
  3. Perkembangan Teknologi: Teknologi yang semakin berkembang memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih terstruktur dan berbasis data. Misalnya, perangkat lunak pengolahan data, sistem manajemen informasi, dan algoritma yang digunakan dalam berbagai industri mempermudah pengambilan keputusan secara otomatis atau berdasarkan data yang terukur. Ini memperkuat dominasi kondisi konvergen, karena teknologi memungkinkan keputusan yang lebih efisien dan berbasis bukti.
  4. Keterbatasan Sumber Daya: Kondisi divergen, yang lebih mengutamakan inovasi dan eksplorasi berbagai kemungkinan, sering kali membutuhkan lebih banyak waktu dan sumber daya. Tidak semua individu atau organisasi memiliki sumber daya yang cukup untuk menginvestasikan dalam proses yang lebih panjang dan tidak pasti. Dalam banyak kasus, solusi yang cepat dan jelas lebih dipilih, terutama dalam konteks bisnis yang membutuhkan pengembalian investasi yang lebih cepat.

Kesimpulan

Meskipun kedua kondisi, konvergen dan divergen, memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, kondisi konvergen lebih sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini lebih mengutamakan kejelasan, efisiensi, dan penyelesaian masalah yang cepat, yang sangat sesuai dengan tuntutan dunia modern yang penuh dengan tekanan waktu dan kebutuhan untuk efisiensi. Sebaliknya, kondisi divergen, meskipun sangat penting untuk inovasi dan kreativitas, lebih jarang muncul karena memerlukan lebih banyak waktu, sumber daya, dan kesiapan untuk menghadapi ketidakpastian. Kedua kondisi ini saling melengkapi dan dapat digunakan sesuai dengan konteks dan kebutuhan yang ada.