Mengapa Tuhan Yesus Membiarkan Murid-Muridnya Memetik Bulir Gandum di Hari Sabat

Domain Java (1)
Domain Java (1)

Kejadian ini yang dicatat dalam Injil Matius 12:1-8, Markus 2:23-28, dan Lukas 6:1-5 sering menimbulkan pertanyaan bagi banyak orang Kristen: mengapa Tuhan Yesus membiarkan murid-muridNya memetik bulir gandum di hari Sabat? Pertanyaan ini berakar pada peraturan-peraturan yang ada dalam Taurat, yang melarang orang Yahudi melibatkan diri dalam pekerjaan apa pun di hari Sabat.

Baca Juga :   Bagian alur yang ditandai dengan pertentangan antartokoh dikenal dengan istilah

Hukum Sabat dalam Perjanjian Lama

Menurut Perjanjian Lama, Jewish Talmud, dan kitab-kitab lainnya, pekerjaan apa pun di hari Sabat, termasuk memetik bulir-bulir gandum, tentu tidak diperbolehkan. Aturan ini merupakan bagian dari sepuluh hukum Allah yang diberikan kepada Musa di Gunung Sinai, dan menjadi fundamental dalam masyarakat Yahudi.

Konteks dan Aksi Murid-Murid Yesus

Namun, dalam situasi yang dicatat oleh Injil, murid-murid Yesus berjalan melewati ladang gandum, dan karena kelaparan, mereka mulai memetik bulir-bulir gandum. Para ahli Taurat dan orang Farisi melihat ini dan segera mengecam Yesus dan murid-muridNya karena melanggar hukum Sabat.

Baca Juga :   Jenis Protein yang Ditemukan pada Inti Sel yang Terbungkus DNA dan Menyusun Struktur Kromosom Bersama DNA Adalah

Jawaban Yesus

Alih-alih mengakui kesalahan atau membuat pembelaan, Yesus merespons dengan contoh dari Alkitab sendiri, menunjukkan bahwa Tuhan lebih mementingkan belas kasihan dibandingkan dengan pengorbanan (Matius 12:7). Yesus menyerahkan pandangannya tentang Sabat melalui tindakan murid-muridNya ini. Ia menegaskan bahwa Selamat didirikan untuk manusia dan bukan sebaliknya, dan Hamalah yang menjadi tuan atas Sabat (Markus 2:27-28).

Baca Juga :   Sadam Husein, Presiden Iraq, Dianggap Melakukan Pelanggaran HAM Berat dengan Usaha Membunuh Massal Suku Kurdi di Iraq Selatan. Pelanggaran HAM Ini Dikenal Dengan

Pengertian Kontemporer

Banyak orang melihat aksi murid-murid ini sebagai pelanggaran terhadap hukum Sabat. Namun, dalam konteksnya, ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus menonjolkan konsep bahwa kebutuhan manusia mendahului aturan ritual.

Kesimpulan

Oleh karena itu, melalui insiden murid-murid memetik bulir gandum di hari Sabat, Yesus menunjukkan pandanganNya tentang hukum Sabat dan hubungannya dengan belas kasihan dan cinta KasihNya kepada umat manusia. Yesus mengajarkan bahwa hukum dan aturan tidak boleh menjadi pembebanan dan alat penindasan, melainkan harus digunakan untuk mendukung dan memperkuat kehidupan manusia.

Baca Juga :   Mengapa pada Era Globalisasi Ini Kita Harus Dapat Berpikir Global dan Bertindak Lokal, Jelaskan?

Jadi, jawabannya apa? Yesus membiarkan murid-muridNya memetik bulir gandum di hari Sabat karena Dia menempatkan belas kasihan dan kasih sayang di atas ritual dan ritualisme, serta mengajarkan bahwa hukum seharusnya mendukung, bukan menghambat, kehidupan dan kesejahteraan manusia.

Ikuti kami di GoogleNews

Pos terkait