Pada Masa Bermukim dan Berladang Manusia Praaksara Bercocok Tanam dengan Teknik Berhuma

Domain Java (1)
Domain Java (1)

Manusia prasejarah adalah penamaan bagi manusia yang hidup seiring dengan berlangsungnya zaman prasejarah. Pada waktu ini, manusia belum mengenal tulisan dan pengetahuan mereka berkembang dari waktu ke waktu melalui pengalaman hidup dan percobaan. Salah satu aspek penting dari kehidupan manusia prasejarah adalah praktik bercocok tanam atau pertanian, terutama menggunakan teknik berhuma.

Baca Juga :   Analisis Kriteria dalam Menentukan Permasalahan Sosial Berdasarkan Nilai dan Norma yang Berlaku dalam Masyarakat

Teknik Berhuma

Teknik berhuma adalah sistem pertanian tradisional yang dilakukan dengan cara menebang dan membakar hutan, kemudian menggunakan lahan tersebut untuk bercocok tanam. Teknik ini sering juga disebut sebagai ‘slash and burn’ atau sistem ‘tebang dan bakar’. Setelah lahan tersebut diolah dan dipanen, petani akan meninggalkan lahan tersebut dan mencari lahan baru yang akan diolah dengan cara yang sama.

Baca Juga :   Kerjasama dan Konflik Antar Agama, Budaya, dan Etnis: Pendekatan Multikultural

Penerapan Teknik Berhuma pada Masa Prasejarah

Manusia prasejarah dikenal telah mengaplikasikan teknik berhuma dalam praktik bercocok tanam mereka. Pada saat itu, manajemen sumber daya alam belum diketahui sehingga manusia prasejarah menebang dan membakar hutan untuk mendapatkan lahan pertanian yang subur. Teknik ini cukup efektif karena abu dari pembakaran hutan mengandung nutrisi yang dapat memperbaiki kualitas tanah.

Baca Juga :   Bentuk Perisai yang Menggantung di Leher Burung Garuda adalah

Pada masa ini, pertanian prasejarah cenderung bersifat nomaden karena setelah menebang dan membakar hutan dan menghabiskan nutrisi dalam tanah, mereka akan pindah ke lahan baru dan melakukan hal yang sama. Kebijakan ini memungkinkan alam untuk pulih seiring berjalannya waktu.

Dampak Teknik Berhuma

Meskipun teknik berhuma mungkin efektif dalam jangka pendek, dampak jangka panjangnya pada lingkungan bisa sangat merusak. Praktek ini dapat mengarah pada deforestasi dan erosi tanah, serta mengancam kehidupan satwa liar. Dalam konteks modern, teknik berhuma kurang disukai karena dampak negatifnya terhadap lingkungan.

Baca Juga :   Teknik ini dilakukan dengan cara mengayunkan tangan dari belakang ke depan, kemudian dengan segera meletakan tongkat dari atas pada telapak tangan penerima. Pelari yang akan menerima tongkat mengayunkan tangan dari depan ke belakang dengan telapak tangan menghadap ke atas. Ibu jari di buka lebar dan jari-jari tangan lainnya rapat merupakan…

Sebagai catatan penting, pada masa prasejarah, dampak lingkungan dari teknik berhuma mungkin tidak terlalu besar seperti sekarang karena skala operasi dan populasi manusia yang jauh lebih kecil. Namun, praktik ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana manusia prasejarah berinteraksi dengan lingkungan mereka dan bagaimana mereka secara bertahap mengembangkan metode pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Ikuti kami di GoogleNews

Pos terkait