Jelaskan Sikap Para Ulama Terhadap Adat dan Tradisi Masyarakat pada Masa Awal Masuknya Islam

Domain Java (1)
Domain Java (1)

Pada masa awal masuknya , masyarakat masih kuat dipegang oleh adat dan tradisi mereka. Dalam konteks ini, ulama adalah para ahli dan pemimpin dalam yang berusaha mempengaruhi dan membentuk masyarakat baru itu. Sikap para ulama terhadap adat dan tradisi masyarakat pada awal masuknya dapat dilihat dari dua aspek penting, yaitu aspek penerimaan dan penolakan.

Baca Juga :   Suatu Organisasi Massa yang Memperjuangkan Cita-cita Proklamasi dan Cita-cita yang Terkandung dalam UUD 1945 Disebut

Penerimaan Adat dan Tradisi oleh Para Ulama

Para ulama memahami bahwa dalam proses dakwah, tidak mungkin untuk menghapus total semua adat dan tradisi yang sudah ada sejak lama dalam masyarakat. Mereka merasakan bahwa penting untuk mengakui adat dan tradisi sebagai bagian dari identitas masyarakat. Banyak adat dan tradisi yang tidak bertentangan dengan , dan oleh karena itu, para ulama menerima dan mengintegrasikannya ke dalam praktik dan .

Baca Juga :   Mengapa Agama Menganjurkan Umat Islam untuk Menghindari Bertransaksi dengan Pinjaman yang Bersumber dari Rentenir?

Misalnya, pada masa awal masuknya di Jawa, banyak upacara adat yang diadakan oleh masyarakat lokal yang kemudian diadaptasi dan dipadukan dengan prinsip-prinsip oleh para ulama. Proses ini dikenal dengan istilah syncretism, yang berarti penggabungan atau penyesuaian antara dua keyakinan atau praktek yang berbeda.

Penolakan Adat dan Tradisi oleh Para Ulama

Namun, ada juga kasus di mana para ulama harus menentang dan menolak beberapa adat dan tradisi. Tindakan ini biasanya diambil ketika ada adat atau tradisi yang bertentangan dengan . Misalnya, dalam tradisi pra-Islam Arab, biasa bagi mereka untuk menyembah berbagai dewa-dewa. Namun, hal ini bertentangan dengan ajaran tauhid dalam Islam, yaitu kepercayaan pada satu Tuhan saja. Oleh karena itu, dalam kasus ini, para ulama berusaha untuk menghapus praktek politeisme itu dan menggantinya dengan monoteisme.

Baca Juga :   Parjimin: Tukang Batu yang Menjadi Andalan Tetangga Kurdi Lumayan saat Mendapat Proyek Baru

Kesimpulan

Secara umum, para ulama memiliki sikap yang bijaksana dalam menghadapi adat dan tradisi masyarakat pada masa awal masuknya Islam. Mereka memahami pentingnya adat dan tradisi dalam membentuk identitas dan kehidupan sosial masyarakat lokal. Jika adat dan tradisi itu bertentangan dengan , para ulama berusaha untuk mengubahnya. Tetapi jika adat dan tradisi itu tidak bertentangan, mereka mengakui dan menerima adat tersebut sebagai bagian dari identitas masyarakat. Dengan pendekatan ini, Islam dapat diterima secara luas dan akhirnya berkembang di berbagai bagian dunia.

Baca Juga :   Allah SWT Akan Menambah Nikmat kepada Hamba-HambaNya yang Pandai

Pos terkait