Tutup
Artikel

Apa Relevansi Pemikiran KHD Pendidikan yang Berhamba pada Anak dengan Peran Saya Sebagai Pendidik?

×

Apa Relevansi Pemikiran KHD Pendidikan yang Berhamba pada Anak dengan Peran Saya Sebagai Pendidik?

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Sebagai pendidik, kita dituntut untuk selalu mengasah dan memperbarui pemahaman kita terhadap konsep dan metode . Salah satu pemikiran yang menjadi rujukan dalam dunia adalah teori Kiyai Haji Dewantara (KHD), yang mendorong konsep yang berhamba pada anak. Lantas, apa relevansi pemikiran ini dengan peran kita sebagai pendidik?

Pemahaman tentang Pemikiran KHD

Kiyai Haji Dewantara, sering juga dikenal sebagai Bapak Indonesia, mengemukakan filosofi “tut wuri handayani” yang berarti “di belakang memberi dorongan”. Pemikiran ini menekankan bahwa peran pendidik bukanlah untuk mengendalikan belajar , tetapi memberikan arahan, membimbing, dan mendukung dari belakang.

Iklan
Baca Juga :   Kelemahan Teori Atom Rutherford adalah Tidak Adanya Penjelasan Tentang….

Pemikiran KHD tentang “berhamba pada anak” memandu kita untuk menghargai hak dan keunikan setiap anak dalam proses belajar. Hakikat “berhamba” di sini bukan berarti menjadi budak anak, melainkan mengedepankan kepentingan dan perkembangan individu anak sebagai tujuan utama .

Relevansi Pemikiran KHD dengan Peran Sebagai Pendidik

1. Mendorong Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa

Pemikiran KHD ini sangat relevan dengan peran kita sebagai pendidik saat ini yang mendorong pembelajaran yang berpusat pada . Kita perlu memandu dan mendukung dalam mengejar minat dan bakat mereka, dan tidak boleh mencoba untuk memaksakan metode atau kurikulum yang stagnan.

Baca Juga :   Apa Arti dari Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air Mikrohidro?

2. Mendorong Penghormatan terhadap Individualitas Siswa

Dorongan untuk “berhamba” pada anak mencerminkan kebutuhan untuk menghargai dan menghormati individualitas setiap siswa. Sebagai pendidik, kita diajak untuk melihat dan menghargai uniknya setiap anak dan membantu mereka berkembang sesuai dengan ritme dan jalan mereka sendiri.

3. Menghargai Proses Belajar yang Diinginkan Siswa

“Berhamba pada anak” berarti relevan dengan peran pendidik dalam menghargai proses belajar yang anak inginkan dan memberikan dukungan serta bantuan yang dibutuhkan.

Baca Juga :   Pemanfaatan Sumber Daya Tambang di Indonesia Harus Mengikuti Aturan yang Ada: Kegiatan Pertambangan Dilakukan Setelah Melalui Berbagai Tahapan

Sebagai kesimpulan, pemikiran KHD tentang pendidikan yang berhamba pada anak sangat relevan dan berdampak pada peran kita sebagai pendidik modern. Konsep ini mengingatkan kita untuk selalu mendukung dan menghargai keunikan setiap , sambil membantu mereka untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Dengan cara ini, kita dapat membantu membentuk generasi yang siswa yang lebih kreatif, berpikiran mandiri, dan siap menghadapi tantangan dunia modern.

Baca Juga :   Pengarang Menuturkan Cerita Dirinya Sendiri, Dengan Pelaku Aku/Orang Pertama Tunggal/Jamak, Berarti Kedudukan Pengarang Dalam Cerpen Tersebut Sebagai Apa?