Mengapa Paragraf Tersebut Termasuk dalam Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi Subjektif?
Paragraf tersebut termasuk dalam pola pengembangan paragraf deskripsi subjektif karena penulis menggambarkan objek atau peristiwa berdasarkan pengalaman, perasaan, atau pandangan pribadi
Paragraf deskripsi yang diberikan mengandung elemen-elemen yang menunjukkan bahwa itu adalah deskripsi subjektif, bukan objektif. Deskripsi subjektif merujuk pada penulisan yang lebih berfokus pada pengalaman pribadi, perasaan, atau pandangan penulis atau narator, yang membawa elemen-elemen emosional dan interpretasi pribadi. Berikut adalah alasan mengapa paragraf tersebut termasuk dalam pola pengembangan paragraf deskripsi subjektif:
1. Penggunaan Ekspresi Emosional
Pada paragraf tersebut, terdapat kalimat yang menggambarkan ekspresi emosional yang kuat dari narator dan tokoh yang ada di dalam cerita. Contohnya adalah “Mamma Mia…” yang diucapkan oleh Pino. Ekspresi ini mengandung kegembiraan atau keterkejutan yang menggambarkan reaksi pribadi terhadap rasa bruchetta, sebuah jenis roti. Frasa seperti ini adalah tanda subjektivitas karena menunjukkan reaksi atau perasaan seseorang terhadap suatu objek, dalam hal ini adalah roti yang sedang dibicarakan.
2. Penekanan pada Persepsi Pribadi
Kalimat “Bau rotinya segar dan tampangnya begitu menggoda” adalah contoh dari bagaimana penulis menyampaikan pengalaman sensori mereka (bau dan penampilan roti) yang dilihat dan dirasakan secara pribadi. Ini bukan sekadar deskripsi objektif tentang roti, tetapi lebih kepada bagaimana roti tersebut mempengaruhi indra dan perasaan si pengamat (penulis atau narator). Kata-kata seperti “menggoda” memberi kesan yang sangat subjektif, karena apa yang menggoda bagi satu orang belum tentu menggoda bagi orang lain.
3. Penggunaan Bahasa yang Menggugah Perasaan
Deskripsi tentang roti yang baru saja keluar dari oven dan menggoda ini menggunakan bahasa yang lebih menekankan pada kesan yang ditangkap oleh panca indera dan perasaan pengamat, bukan sekadar informasi faktual tentang roti tersebut. “Tampangnya begitu menggoda” adalah contoh dari ungkapan yang lebih berfokus pada penilaian pribadi, yang menunjukkan perasaan antusiasme dan ketertarikan narator terhadap makanan tersebut.
4. Penggunaan Karakter yang Ekspresif
Pino, pemilik restoran, juga menyampaikan kesan subjektif melalui ucapannya, seperti “Anda harus coba”. Kalimat ini mengindikasikan bahwa Pino sangat ingin agar orang lain merasakan apa yang ia rasakan, yaitu kenikmatan dari bruchetta tersebut. Hal ini menambah unsur subjektivitas karena kita diajak untuk melihat makanan tersebut melalui perspektif pribadi Pino, yang tampaknya memiliki keterikatan emosional pada resep dan tradisi keluarganya.
5. Fokus pada Pengalaman dan Antusiasme Pribadi
Selain itu, penekanan pada pengalaman pribadi pemilik restoran, Giuseppe Coglitore (Pino), menunjukkan bagaimana deskripsi makanan tersebut sangat bergantung pada pengaruh pengalaman dan antusiasme pribadi yang dimiliki oleh karakter tersebut. Sebagai contoh, penggambaran roti yang “baru saja dikeluarkan dari oven” dan bau yang “segar” tidak hanya menjelaskan fakta tentang roti tersebut, tetapi juga mengajak pembaca untuk merasakan kegembiraan dan kenikmatan yang dirasakan Pino saat mempersiapkan makanan tersebut.
Kesimpulan
Paragraf tersebut termasuk dalam pola pengembangan paragraf deskripsi subjektif karena seluruh penggambaran yang ada di dalamnya dipengaruhi oleh perasaan, emosi, dan interpretasi pribadi narator dan karakter-karakter dalam cerita. Deskripsi ini tidak hanya berfokus pada fakta atau ciri-ciri fisik objek (dalam hal ini, roti bruchetta), tetapi juga pada bagaimana objek tersebut memengaruhi indera dan perasaan mereka yang mengamati, sehingga menciptakan pengalaman yang lebih emosional dan personal bagi pembaca.