Semenjak Revolusi Hijau Para Petani di Indonesia Menggunakan Bahan Kimia seperti Pestisida

Domain Java (1)
Domain Java (1)

Revolusi Hijau yang dimulai pada tahun 1960-an di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, menjadi titik balik dalam sejarah pertanian. Salah satu aspek utama Revolusi Hijau adalah penggunaan bahan kimia, terutama pestisida, oleh petani dalam upaya meningkatkan produksi dan mengurangi kerugian akibat serangan hama. Pertanyaan besar yang muncul adalah bagaimana dampak penggunaan pestisida sejak Revolusi Hijau untuk petani Indonesia?

Baca Juga :   Memiliki Volume Otak Sekitar 1400-1500 cm³, Memiliki Tinggi Badan 160 cm, dan Suka Berburu, Apakah Jenis Manusia?

Awal Mula Revolusi Hijau dan Penggunaan Pestisida

Revolusi Hijau dimulai sebagai respons terhadap kekhawatiran akan kelaparan massal. Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian, terutama dalam penanaman padi, jagung, dan gandum. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah melalui penggunaan pestisida dan pupuk kimia, yang dapat mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman.

Baca Juga :   Faktor Utama dalam Melaksanakan Olahraga Pencak Silat Agar Menghasilkan Teknik yang Tinggi Adalah Pembentukan…

Di Indonesia, Revolusi Hijau diprakarsai oleh pemerintah pada era 1970-an dengan tujuan untuk mencapai swasembada pangan. Salah satu strategi utama yang dipakai adalah penggunaan pestisida dan pupuk kimia, yang awalnya terbukti sangat efektif dalam meningkatkan hasil panen.

Manfaat dan Dampak Penggunaan Pestisida

Pada awalnya, penggunaan pestisida memiliki dampak positif terhadap hasil panen. Petani dapat mengendalikan hama dan penyakit dengan lebih baik, mengurangi kerugian dan meningkatkan produktivitas. Selain itu, penggunaan pestisida juga mempercepat proses pertanian dan mengurangi tenaga kerja.

Baca Juga :   Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa adalah Masalah yang Menyangkut Hubungan Pribadi Manusia dengan Tuhan yang Maha Esa Merupakan Butir Pengamalan Pancasila pada…

Namun, penggunaan pestisida dalam jangka panjang ternyata mengakibatkan beberapa masalah serius. Penggunaan pestisida dalam jumlah banyak dan berkelanjutan dapat menyebabkan resistensi hama, yang berarti bahwa hama menjadi kebal terhadap pestisida dan butuh dosis yang lebih besar untuk membasmi mereka.

Selain itu, pestisida juga berpotensi merusak dan ekosistem setempat. Pestisida dapat mengontaminasi air, tanah, dan udara, serta membunuh organisme lain yang bukan target, seperti serangga yang berperan dalam penyerbukan.

Baca Juga :   Senyawa Kimia yang Dihasilkan oleh Katabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein yang Selanjutnya Memasuki Rangkaian Reaksi dalam Siklus Krebs

Kesimpulan

Penggunaan pestisida sejak Revolusi Hijau telah membawa manfaat signifikan bagi pertanian di Indonesia, namun juga membawa dampak negatif jangka panjang terhadap dan kesehatan manusia. Penting bagi petani dan pemerintah untuk terus mencari solusi alternatif untuk pengendalian hama yang lebih ramah dan berkelanjutan, seperti pengendalian biologis dan integratif. Kesadaran akan dampak negatif pestisida dan tentang praktik pertanian berkelanjutan juga sangat penting untuk masa depan pertanian di Indonesia.

Baca Juga :   Corak Pendidikan Islam di Indonesia Dipengaruhi Salah Satu Jalur Masuknya Indonesia Yakni Jalur

Ikuti kami di GoogleNews

Pos terkait