Tutup
News

Kemampuan Seseorang untuk Menghubungkan Beberapa Gagasan Memalalui Proses Melengkapi dan Hingga Membuat Kebauran Disebut Juga Dengan Apa?

×

Kemampuan Seseorang untuk Menghubungkan Beberapa Gagasan Memalalui Proses Melengkapi dan Hingga Membuat Kebauran Disebut Juga Dengan Apa?

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Kemampuan individu untuk menghubungkan dan melengkapi gagasan secara kreatif hingga akhirnya menciptakan hasil yang baru dan mungkin sedikit ‘berantakan', biasanya berkaitan dengan proses berpikir yang di sebut juga sebagai ‘berpikir lateral' atau lateral thinking.

Lateral Thinking: Apa Itu?

Lateral Thinking, dikenal juga dengan berpikir lateral, adalah sebuah metode yang digunakan seseorang untuk menciptakan ide atau gagasan baru melalui proses pemikiran yang kreatif dan out of the box. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Edward de Bono pada tahun 1967. Dalam prakteknya, proses ini menantang kita untuk melihat sesuatu dari berbagai perspektif yang mungkin tidak kita pikirkan sebelumnya.

Iklan
Baca Juga :   Sikap Positif yang Ditampilkan dari Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945

Lateral Thinking vs Vertical Thinking

Lateral thinking dan vertical thinking sering kali dipertentangkan satu sama lain. Vertical thinking lebih mengikuti pola pikir secara logis, berurutan, dan sistematis. Sedangkan, lateral thinking lebih kepada melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang yang unik dan tidak biasa, menghubungkan ide-ide yang mungkin tampak tidak berhubungan sekalipun.

Baca Juga :   Dalam Kegiatan Penginderaan Jauh, Sensor Mempunyai Fungsi Untuk…

Bagaimana Proses Lateral Thinking Itu Terjadi?

Proses berpikir lateral biasanya melibatkan beberapa tahapan, seperti:

  1. Penyimpangan: Menghindari cara berpikir tradisional dan melihat masalah dari perspektif yang berbeda.
  2. Koneksi Acak: Menghubungkan ide atau konsep yang tampaknya tidak ada hubungannya.
  3. Pemecahan Pola: Melepaskan diri dari pola pikir konvensional dan mencoba cara baru yang belum pernah dipikirkan sebelumnya.
  4. Peluang: Memandang setiap situasi sebagai peluang untuk memecahkan masalah atau menciptakan sesuatu yang baru.
Baca Juga :   The Crime of Genocide adalah Kejahatan HAM yang Sangat Berat dalam Pergaulan Internasional: Bagaimana Statuta Roma Mengaturnya?

Dalam konteks ini, “kebauran” mungkin merujuk pada hasil dari proses ‘konektivitas acak' dan ‘pemecahan pola' dalam berpikir lateral yang menghasilkan ide-ide baru dan kreatif yang mungkin tampak berantakan atau ‘outside the box', namun memiliki nilai yang signifikan.

Pentingnya Lateral Thinking

Berpikir lateral sangat penting, terutama dalam era yang cepat berubah ini. Kemampuan untuk memikirkan solusi kreatif dan inovatif merupakan suatu keharusan dalam banyak bidang, seperti bisnis, teknologi, dan . Meskipun prosesnya mungkin kadang sulit dan ‘berantakan', namun hasilnya sering kali sangat berharga dan inovatif.

Baca Juga :   Ilmu yang Didasarkan pada Teori-Teori yang Sudah Ada Kemudian Diperbaiki, Diperluas dan Diperhalus adalah Ilmu yang Bersifat Apa?

Sejauh ini, lateral thinking telah terbukti menjadi salah satu cara terbaik untuk memecahkan masalah, memunculkan ide baru, dan mendorong inovasi. Oleh karena itu, setiap individu perlu meningkatkan kemampuan berpikir lateral mereka untuk bisa sukses di era yang serba cepat dan penuh tantangan ini.