Media bahasa merupakan representasi yang sangat penting dalam beragam aspek kehidupan manusia. Melalui bahasa, manusia bisa berhubungan, berbagi pengetahuan, dan mengungkapkan perasaan. Salah satu cara unik yang digunakan untuk meningkatkan ekspresi dan menyampaikan pesan dengan lebih kuat adalah melalui penggunaan majas atau gaya bahasa. Salah satu contoh kalimat yang memanfaatkan gaya bahasa secara cermat adalah “Walau tak mampu, aku berjuang sampai titik darah penghabisan untuk bisa meraih cita-cita.”
Kalimat tersebut tampak mencakup berbagai dimensi, menampilkan teguhnya semangat dan tekad. Di dalamnya, kita dapat menemukan majas hiperbola dan majas personifikasi.
Majas Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang mengekspresikan keadaan atau benda secara berlebihan untuk memberikan penekanan. Dalam kalimat ini, frasa “berjuang sampai titik darah penghabisan” adalah representasi hiperbola. Tidak ada yang benar-benar berjuang sampai mereka kehilangan semua darah mereka, ini digunakan secara hiperbolis untuk mengungkapkan sejauh mana seseorang rela berusaha untuk meraih tujuannya. Penggunaan hyperbole ini mengkomunikasikan semangat, tekad, dan keteguhan hati yang kuat dari subjek.
Majas Personifikasi
Personifikasi adalah majas dimana objek atau ide ditunjuk dengan karakteristik manusia. Dalam hal ini, “cita-cita” diperlakukan sebagai tujuan yang bisa dicapai, seolah-olah itu adalah ‘makhluk' yang bisa diraih. Dengan demikian, majas personifikasi digunakan untuk menyampaikan konsep abstrak seperti cita-cita dalam bentuk yang lebih konkret dan mudah dimengerti.
Penggunaan majas dalam ekspresi ini lebih dari sekedar retorika sastra, ini menunjukkan betapa kuatnya niati dan tekad subjek. Ini adalah cara efektif untuk mengekspresikan perjuangan, tekad, dan impian yang mendalam. Dengan demikian, majas seperti hiperbola dan personifikasi sangat berharga untuk menambah kedalaman dan dimensi ekspresi bahasa kita.