Tutup
News

Kesepakatan Antara Hasan bin Ali dengan Muawiyah: Sepeninggalan Muawiyah, Pemerintah Harus Dikembalikan ke Tangan Umat Islam yang Terkenal dengan..

×

Kesepakatan Antara Hasan bin Ali dengan Muawiyah: Sepeninggalan Muawiyah, Pemerintah Harus Dikembalikan ke Tangan Umat Islam yang Terkenal dengan..

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Dalam sejarah , tercatat sebuah peristiwa penting terkait penyerahan kekuasaan pemerintahan yang melibatkan dua tokoh besar, yakni Hasan bin Ali dan Muawiyah. Peristiwa ini berlangsung setelah meninggalnya Utsman bin Affan, ketiga yang dibunuh secara dramatis.

Latar Belakang

Tidak lama setelah kematian Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi Khalifah. Namun, kepemimpinannya tidak disukai oleh sebagian umat , termasuk Muawiyah, Gubernur Syam pada waktu itu. Muawiyah menuntut balas atas pembunuhan Utsman dan inilah yang menjadi titik awal konflik antara Ali dan Muawiyah.

Iklan
Baca Juga :   Keterangan Cara dalam Kalimat, Definisi, dan Contohnya

Setelah Ali bin Abi Thalib meninggal, putranya, Hasan, naik tahta menjadi Khalifah. Tapi, ketegangan dengan Muawiyah masih ada. Hasan kemudian memutuskan untuk melakukan pendekatan damai kepada Muawiyah yang berujung pada kesepakatan penting dalam sejarah .

Perjanjian Hasan bin Ali dan Muawiyah

Putra Ali, Hasan, mendapatkan beban berat untuk memimpin umat di tengah konflik dan tekanan yang ada. Dia menawarkan perdamaian kepada Muawiyah, sebuah langkah yang dianggap heroik dalam sejarah .

Baca Juga :   Kumpulan Nama Guild FF Keren Terlengkap Terbaru Belum Dipakai

Perjanjian antara Hasan bin Ali dan Muawiyah merujuk pada kesepakatan damai yang terjadi sekitar tahun 661 M. Dalam perjanjian ini, Hasan bin Ali sepakat untuk menyerahkan tampuk ke Muawiyah dengan catatan penting bahwa setelah Muawiyah meninggal, kekuasaan harus dikembalikan ke tangan umat Islam.

Penyerahan Kekuasaan Kepada Umat Islam

Pasal terpenting dalam perjanjian ini adalah bahwa setelah Muawiyah meninggal, kekuasaan harus dikembalikan kepada umat Islam. Ini menekankan pentingnya prinsip demokrasi dalam Islam, dimana yang berhak memilih pemimpin adalah umat itu sendiri dan bukan dilimpahkan dari satu ke lain.

Baca Juga :   Paham yang Memberikan Penyangkalan dari Negara dan Pemerintah Serta Semua Tujuan dan Fungsi Negara Dinamakan…

Namun, setelah Muawiyah meninggal, ternyata kekuasaan tidak dikembalikan kepada umat. Alih-alih, Muawiyah malah menetapkan putranya, Yazid, sebagai penguasa. Ini menjadi titik awal dari apa yang dikenal dalam sejarah Islam sebagai pemerintahan Bani Umayyah yang berlangsung selama beberapa abad.

Kesimpulan

Kesepakatan antara Hasan bin Ali dan Muawiyah merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam yang menggambarkan harapan bagi Islam yang lebih demokratis dan adil. Meskipun, dalam kenyataannya, harapan tersebut belum sepenuhnya terwujud, perjanjian ini tetap menjadi tonggak penting yang mengingatkan kita akan pentingnya pemimpin yang dipilih oleh rakyat untuk rakyat.

Baca Juga :   Dalam Kehidupan Sosial Manusia Diharuskan Untuk Melakukan Interaksi Sosial Yang Didasarkan Pada Apa?