Majas atau figurative language merupakan cara penyajian bahasa yang digunakan untuk menambah daya tarik dan makna dalam sebuah kalimat. Dalam konteks bahasa sastra, ini sering digunakan untuk memperindah, memperjelas, dan meluaskan penafsiran kalimat. Salah satu contoh penggunaan majas dapat ditemukan dalam penggalan hikayat: “Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya.” kata Baginda.
Dalam konteks ini, majas yang digunakan dikenal sebagai hiperbola.
Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang menggunakan pengkutan secara berlebih-lebihan untuk menekankan suatu maksud atau pendapat. Dalam kalimat ini, “Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya”, penangkapan dan penjara angin adalah suatu hal yang tidak mungkin dilakukan dalam realitas. Hal ini menunjukkan keberlebihan dalam hal ini dan oleh karena itu classifies sebagai hiperbola.
Tujuan penggunaan hiperbola di sini mungkin untuk mengungkapkan tingkat kesulitan atau kemustahilan suatu tugas. Mungkin adalah perintah yang sangat sulit atau mungkin tidak mungkin yang ditugaskan Baginda kepada subjek, mengisyaratkan bahwa apa yang diminta oleh Baginda sangat sulit dilakukan atau bahkan mustahil.
Manfaat Penggunaan Hiperbola
Menggunakan hiperbola dalam sastra bisa sangat efektif. Ini dapat memberikan penekanan kuat pada titik yang ingin disampaikan penulis, menciptakan humor, atau menggambarkan ekspresi emosional yang intens. Dalam kasus ini, hiperbola digunakan untuk memberikan gambaran visual yang kuat tentang tingkat kesulitan tugas. Ini menciptakan pengertian yang lebih dalam tentang apa yang Baginda harapkan dan apa yang dihadapi subjek.
Secara keseluruhan, penggunaan hiperbola dalam penggalan hikayat ini menghadirkan imajinasi yang kuat dan menambah kekayaan makna dalam teks.