Tutup
Artikel

Analisis Nilai yang Terkandung dalam Kutipan Novel Sejarah: “Kala Itu Tahun 1309, Segenap Rakyat Berkumpul di Alun-Alun Kerajaan Majapahit”

×

Analisis Nilai yang Terkandung dalam Kutipan Novel Sejarah: “Kala Itu Tahun 1309, Segenap Rakyat Berkumpul di Alun-Alun Kerajaan Majapahit”

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Salah satu medium yang dapat kita gunakan untuk memahami sejarah dan budaya masa lalu adalah literatur, termasuk novel sejarah. Kutipan dari novel sejarah tentang Majapahit di atas membawa kita kembali ke tahun 1309, di mana seluruh rakyat berkumpul di alun-alun Kerajaan Majapahit, fokus pada purawaktra. Mereka semua berdoa, tidak memandang beda , baik Siwa, Buddha, maupun Hindu.

Baca Juga :   Allah SWT adalah Dzat yang Mahakuasa, Tidak Ada Satu Kekuatan Pun yang Dapat Menandingi-Nya. Allah SWT Menciptakan Semua yang Dikehendaki, Termasuk Bumi dan Seisinya, Perubahan Siang Menjadi Malam dan Sebaliknya. Ini Tertulis dalam Firman Allah SWT

Melalui kutipan tersebut, kita dapat menarik beberapa nilai yang terkandung di dalamnya.

Iklan

Toleransi

Pertama, kutipan tersebut menunjukkan adanya toleransi yang besar di kalangan masyarakat Majapahit. Meskipun mereka memiliki keyakinan yang berbeda (Siwa, Buddha, dan Hindu), mereka dapat berkumpul dan berdoa bersama-sama. Ini menunjukkan bahwa mereka saling menghargai keyakinan satu sama lain dan hidup dalam harmoni, suatu ciri yang harus kita di era modern ini.

Baca Juga :   Manfaat Sosial Apa Saja yang Dirasakan oleh Masyarakat dari Suatu Proyek

Rasa Persatuan dan Kesatuan

Kutipan tersebut juga menunjukkan adanya rasa persatuan dan kesatuan di antara rakyat Majapahit. Bogem-mentah berada dalam situasi yang sama, berkumpul di alun-alun kerajaan, menunjukkan bahwa mereka berbagi identitas yang sama sebagai bagian dari kerajaan Majapahit. Meskipun mereka mungkin memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda, mereka bersatu melalui doa dan keyakinan mereka.

Baca Juga :   Dalam Melakukan Perubahan-Perubahan atau Amandemen Terhadap UUD 1945 Terdapat Kesepakatan yang Mendasar yaitu Tidak Melakukan Perubahan Terhadap

Menghargai Tradisi dan Budaya

Pembedaan terakhir yang dapat kita ambil dari kutipan ini adalah nilai-nilai ketiga, yaitu penghormatan terhadap tradisi dan budaya. Rakyat kerajaan berkumpul di alun-alun, menunjukkan peran penting itulah dalam kehidupan sosial dan budaya mereka. Mereka juga memfokuskan perhatian mereka pada purawaktra, menunjukkan rasa hormat mereka terhadap tempat suci dan ritual adat.

Baca Juga :   Latar Waktu dan Tempat pada Penggalan Cerpen yang Menceritakan tentang Perjalanan Ersa

Meski diambil dari novel sejarah, nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah universal dan tetap relevan hingga saat ini.