Tutup
Artikel

Bagaimanakah Penyimpangan Demokrasi Terpimpin Mengenai Pembentukan MPRS?

×

Bagaimanakah Penyimpangan Demokrasi Terpimpin Mengenai Pembentukan MPRS?

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Demokrasi terpimpin memiliki sejarah yang rumit dalam konteks politik Indonesia. Konsep ini pertama kali dijelaskan oleh Presiden Soekarno dalam apa yang disebut sebagai Jalan Tengah Indonesia di antara komunisme dan liberalisme. Secara spesifik, ada beberapa isu penting mengenai penyimpangan dalam demokrasi terpimpin, terutama dalam konteks pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).

Baca Juga :   Sebagai Seorang Mahasiswa, Bagaimana Upaya Anda Supaya Identitas Nasional Bangsa Indonesia Tidak Luntur di Kalangan Generasi Milenial?

Sebelum kita membahas lebih jauh, penting untuk memahami bahwa MPRS didirikan sebagai lembaga tertinggi negara yang memiliki wewenang penuh mengenai pelaksanaan kedaulatan rakyat. Jadi, bagaimana eksistensi dan operasional MPRS bisa menjadi cerminan dari penyimpangan dalam demokrasi terpimpin?

Iklan

Dalam Pembentukan MPRS

Salah satu kritik terhadap pembentukan MPRS dalam konteks demokrasi terpimpin adalah penerimaan anggota yang tidak merata. Penyimpangan dalam proses seleksi dan penunjukan anggota MPRS menjadi perwujudan nyata dari ketidakseimbangan kekuatan politik. Pembentukan badan ini menjadi tidak representatif dan cenderung didominasi oleh kelompok-kelompok tertentu.

Baca Juga :   Dalam Rokok Terdapat Senyawa yang Mempunyai Daya Ikat Terhadap Hemoglobin 200 Kali Lebih Kuat Dari Oksigen, Senyawa Itu Adalah

Seorang ahli sejarah politik, Herbert Feith, mencatat bahwa dalam pelaksanaan Demokrasi Terpimpin, ada kecenderungan Soekarno untuk menetapkan pembentukan lembaga-lembaga seperti MPRS tanpa proses pemilihan yang terbuka dan transparan. Ini berkontribusi pada fenomena ketidakseimbangan kekuatan politik, di mana kelompok tertentu mendapatkan prioritas dan kontrol yang tidak proporsional.

Impak pada Demokrasi Terpimpin

Penyimpangan ini memiliki dampak yang signifikan pada cara kerja Demokrasi Terpimpin. Ketidakseimbangan representasi politik dan kekuasaan menciptakan situasi di mana pemimpin dapat mengontrol lembaga-. Hal ini berpotensi membahayakan prinsip dasar demokrasi, yaitu oleh rakyat dan untuk rakyat.

Baca Juga :   Cara Menguji Cowok Beneran Sayang Atau Tidak Lewat WA

Selain itu, pengaturan ini juga menghambat proses legislasi dan kebijakan publik yang bersifat inklusif dan transparan. Kritikus berpendapat bahwa hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan berhentinya era Demokrasi Terpimpin dan beralih ke Orde Baru.

Jadi, jawabannya apa? Sebuah demokrasi harus mampu mewakili seluruh elemen masyarakat dengan seimbang. Penyimpangan yang terjadi dalam pembentukan MPRS merupakan indikasi bahwa prinsip-prinsip demokrasi belum sepenuhnya dipahami dan diimplementasikan dengan benar. Dalam konteks ini, menjadi penting untuk belajar dari sejarah dan berusaha mencegah terulangnya kesalahan serupa di masa mendatang.

Baca Juga :   Apakah Langkah Pertama dalam Membuat Gambar Imajinatif?