Berakhirnya Masa Demokrasi Parlementer atau Liberal Ditandai dengan

Domain Java (1)
Domain Java (1)

Demokrasi parlementer dan liberal memiliki karakteristik yang sangat berbeda satu sama lain. Namun, baik dalam demokrasi parlementer atau liberal, berakhirnya periode tersebut dapat ditandai oleh sejumlah faktor.

Demokrasi parlementer, di mana kekuasaan politik dipegang oleh parlemen atau sekelompok perwakilan terpilih, kadang-kadang bisa beralih ke lain berdasarkan beberapa peristiwa penting. Demikian pula, dalam demokrasi liberal, yang sangat menekankan pada hak dan kebebasan individu, perubahan juga dapat ditandai oleh sejumlah tanda.

Baca Juga :   Setelah Klasifikasi Variabel-Variabel Penelitian, Silahkan Diskusikan untuk Menyusun Desain Penelitian yang Tepat

Tanda Akhir Dari Demokrasi Parlementer

Beralihnya suatu negara dari demokrasi parlementer ke lain ditandai oleh berbagai faktor utama. Salah satunya adalah kegagalan parlemen untuk merumuskan atau menjalankan kebijakan yang efektif, yang bisa menghasilkan ketidakpuasan luas di kalangan masyarakat. Ini dapat memicu perubahan politik besar, seperti reformasi konstitusional atau bahkan kudeta.

Baca Juga :   ASEAN Drug Free 2015: Merupakan Bentuk Kerjasama Negara-negara ASEAN untuk Mewujudkan

Munculnya pemimpin otokratis atau kudeta militer juga bisa menandai akhir dari demokrasi parlementer. Jika pemimpin semacam itu berhasil mencaplok kekuasaan, sering kali mereka akan menghapuskan atau melemahkan lembaga parlementer.

Tanda Akhir Dari Demokrasi Liberal

Demokrasi liberal, di sisi lain, dapat berakhir atau berubah menjadi bentuk lain jika ada penyerangan sistematis terhadap kebebasan individu dan hak-hak sipil. Jika pemerintah mulai membatasi kebebasan berbicara, beragama, berkumpul, atau hak-hak dasar lainnya secara signifikan, ini bisa menjadi tanda berakhirnya era demokrasi liberal.

Baca Juga :   Perbedaan Antara Inflasi Demand-Pull dan Inflasi Cost-Push

Selain itu, berakhirnya demokrasi liberal juga bisa ditandai dengan munculnya polarisasi yang ekstrem dalam politik dan masyarakat. Jika perpecahan ini cukup parah, bisa menyebabkan kehancuran dari norma-norma demokrasi dan lembaga .

Kesimpulannya, baik demokrasi parlementer maupun liberal dapat berakhir dengan berbagai cara, tergantung pada banyak variabel, termasuk jalannya politik dalam negeri, kondisi sosial, dan tantangan ekonomi. Akhir dari demokrasi parlementer atau liberal.Berakhirnya masa demokrasi parlementer atau liberal ditandai dengan berbagai perubahan dramatis dalam struktur dan kondisi sosial politik masyarakat.

Baca Juga :   Posisi Indonesia Berdasarkan Letak Struktur Geologi atau Susunan Batuan di Sekitarnya

Jadi, jawabannya apa? Berakhirnya masa demokrasi parlementer atau liberal biasanya ditandai dengan penurunan kebebasan individu, meningkatnya polarisasi politik, kegagalan dalam pengeksekusian kebijakan, atau munculnya pemimpin otokratis atau kudeta militer.

Ikuti kami di GoogleNews

Pos terkait