Berakhirnya Masa Demokrasi Parlementer atau Liberal Ditandai dengan

Demokrasi parlementer dan liberal memiliki karakteristik yang sangat berbeda satu sama lain. Namun, baik dalam demokrasi parlementer atau liberal, berakhirnya periode tersebut dapat ditandai oleh sejumlah faktor.

Demokrasi parlementer, di mana kekuasaan politik dipegang oleh parlemen atau sekelompok perwakilan terpilih, kadang-kadang bisa beralih ke lain berdasarkan beberapa peristiwa penting. Demikian pula, dalam demokrasi liberal, yang sangat menekankan pada hak dan kebebasan individu, perubahan juga dapat ditandai oleh sejumlah tanda.

Baca Juga :   Ekosistem Laut yang Terdiri dari Tumbuhan Tinggi yang Sudah Sepenuhnya Menyesuaikan Diri Hidup Terendam di Dalam Laut Disebut Apa?

Tanda Akhir Dari Demokrasi Parlementer

Beralihnya suatu negara dari demokrasi parlementer ke lain ditandai oleh berbagai faktor utama. Salah satunya adalah kegagalan parlemen untuk merumuskan atau menjalankan kebijakan yang efektif, yang bisa menghasilkan ketidakpuasan luas di kalangan masyarakat. Ini dapat memicu perubahan politik besar, seperti reformasi konstitusional atau bahkan kudeta.

Baca Juga :   Apakah Ekspektasi/Harapan Anda Saat Pertama Kali Mengikuti Rangkaian Pembelajaran Dalam Lokakarya?

Munculnya pemimpin otokratis atau kudeta militer juga bisa menandai akhir dari demokrasi parlementer. Jika pemimpin semacam itu berhasil mencaplok kekuasaan, sering kali mereka akan menghapuskan atau melemahkan lembaga parlementer.

Tanda Akhir Dari Demokrasi Liberal

Demokrasi liberal, di sisi lain, dapat berakhir atau berubah menjadi bentuk lain jika ada penyerangan sistematis terhadap kebebasan individu dan hak-hak sipil. Jika pemerintah mulai membatasi kebebasan berbicara, beragama, berkumpul, atau hak-hak dasar lainnya secara signifikan, ini bisa menjadi tanda berakhirnya era demokrasi liberal.

Baca Juga :   Gibran Bosan Ditanya Soal Pengembalian KTA PDI-P, Siapa yang Bisa Mendapatkannya?

Selain itu, berakhirnya demokrasi liberal juga bisa ditandai dengan munculnya polarisasi yang ekstrem dalam politik dan masyarakat. Jika perpecahan ini cukup parah, bisa menyebabkan kehancuran dari norma-norma demokrasi dan lembaga .

Kesimpulannya, baik demokrasi parlementer maupun liberal dapat berakhir dengan berbagai cara, tergantung pada banyak variabel, termasuk jalannya politik dalam negeri, kondisi sosial, dan tantangan ekonomi. Akhir dari demokrasi parlementer atau liberal.Berakhirnya masa demokrasi parlementer atau liberal ditandai dengan berbagai perubahan dramatis dalam struktur dan kondisi sosial politik masyarakat.

Baca Juga :   Salah Satu Teknik untuk Mengolah Batu Sebagai Produk Kerajinan adalah

Jadi, jawabannya apa? Berakhirnya masa demokrasi parlementer atau liberal biasanya ditandai dengan penurunan kebebasan individu, meningkatnya polarisasi politik, kegagalan dalam pengeksekusian kebijakan, atau munculnya pemimpin otokratis atau kudeta militer.