Tutup
Artikel

Berikut yang Bukan Merupakan Kata Arkais dalam Teks Hikayat tersebut Adalah

×

Berikut yang Bukan Merupakan Kata Arkais dalam Teks Hikayat tersebut Adalah

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Seiring berjalannya waktu, bahasa mengalami banyak perubahan dan perkembangan. Dalam konteks bahasa Indonesia, kita sering menemui kata-kata arkais atau kuno dalam berbagai teks sastra, khususnya dalam teks-teks hikayat atau cerita rakyat tradisional. Kata-kata arkais adalah kata-kata yang sudah jarang atau tidak digunakan lagi dalam keseharian dan seringkali memiliki makna yang sulit dipahami oleh pembaca modern.

Baca Juga :   Memantulkan Sumber Bunyi pada Bagian Wajah Sekitar Hidung Sehingga Menghasilkan Suara Sedang yang Tepat dan Halus Disebut dengan Resonansi

Namun, dalam setiap teks hikayat, kita juga bisa menemukan kata-kata yang tetap relevan dan digunakan dalam bahasa sehari-hari. Kata-kata itu, meski mungkin memiliki gaya yang lebih formal atau kuno, sebenarnya bukan kata arkais. Mari kita bahas lebih lanjut.

Iklan

Penandaan Kata Arkais

Kata-kata arkais biasanya memiliki ciri-ciri tertentu yang membantu pembaca mengidentifikasinya. Di antaranya adalah:

Baca Juga :   Siapa yang Membutuhkan Panduan Cara Membuat Lubang Biopori?

  1. Ortografi atau penulisan yang kuno: Kata-kata arkais sering kali ditulis dengan ejaan yang tidak lagi digunakan dalam bahasa Indonesia modern.
  2. Bentuk kata yang tidak umum: Kata dalam bentuk arkais bisa memiliki akhiran atau awalan yang tidak biasa. Beberapa juga menggunakan bentuk kata yang sudah tidak digunakan lagi.
  3. Makna yang sulit dipahami: Kata-kata arkais sering kali memiliki makna yang sulit dimengerti karena mereka merujuk pada konsep, ide, atau objek yang tidak lagi umum dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga :   Ali bin Abi Thalib Merupakan Sosok Pemimpin Sederhana yang Dekat dengan Rakyat

Kata dalam Teks Hikayat yang Bukan Arkais

Sebaliknya, kata-kata yang bukan arkais dalam teks hikayat biasanya adalah kata-kata dasar yang masih digunakan dalam bahasa Indonesia modern. Beberapa kata-kata ini mungkin termasuk “datang”, “pergi”, “lihat”, “bicara”, dan sejenisnya.

Makna kata-kata ini umumnya mudah dimengerti dan meskipun mereka mungkin digunakan dalam konteks yang lebih formal atau kuno dalam teks hikayat, mereka pada dasarnya masih relevan dan dipahami di zaman modern.

Baca Juga :   Salah Satu Faktor Internal yang Menjadi Latar Belakang Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia

Kesimpulan

Jadi, meski teks-teks hikayat seringkali dijejali kata-kata arkais, kita juga bisa menemukan kata-kata yang tetap relevan dan digunakan hingga hari ini. Memahami perbedaan antara kata-kata ini bisa membantu kita lebih baik memahami dan menghargai kekayaan bahasa dan sastra kita.