Tutup
Artikel

Berikut yang Bukan Merupakan Prinsip dalam Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan adalah . . . .

×

Berikut yang Bukan Merupakan Prinsip dalam Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan adalah . . . .

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Mendesain sebuah kurikulum operasional satuan adalah tugas yang kompleks, membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang teori , metode pengajaran, dan strategi pembelajaran. Ada berbagai prinsip dan konsep yang harus dipertimbangkan saat merumuskan kurikulum ini. Namun, ada beberapa konsep dan ide yang sering disalahartikan sebagai prinsip dalam penyusunan kurikulum, padahal sebenarnya bukan.

Sebelumnya, kita perlu melihat sejumlah prinsip penting dalam penyusunan kurikulum, seperti relevansi, konsistensi, fleksibilitas, dan keseimbangan. Ini adalah prinsip dasar yang harus ada dalam setiap kurikulum yang baik. Namun, ada beberapa unsur yang seringkali disalahpahami sebagai prinsip, berikut beberapa di antaranya:

Baca Juga :   Dalam Konteks Perekonomian Negara Fiksi Monetaria, Jelaskan Konsep Permintaan Uang dalam Teori Ekonomi. Gambarkan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang oleh Masyarakat di Monetaria. Berikan Contoh Konkret tentang Bagaimana Perubahan Faktor-Faktor ini Dapat Mempengaruhi Tingkat Permintaan Uang dan Dampaknya pada Aktivitas Ekonomi
Iklan
  1. Monolitis: Ada pandangan umum bahwa kurikulum harus menyediakan program pembelajaran yang seragam dan konsisten di seluruh lingkup . Walaupun konsistensi adalah prinsip penting, itu bukan berarti kurikulum harus monolitis atau tunggal. Kurikulum yang baik harus memberikan ruang untuk fleksibilitas dan adaptasi berdasarkan perbedaan individu dan konteks pembelajaran.
  2. Instruksional-centris: Beberapa orang beranggapan bahwa kurikulum harus sepenuhnya berfokus pada instruksi dan metodologi pengajaran. Memang, instruksi adalah bagian penting dari kurikulum, tetapi pendekatan yang hanya berfokus pada instruksi dapat mengabaikan aspek-aspek penting lainnya, seperti proses belajar siswa dan pengembangan keterampilan hidup.
  3. Dikte Oleh Tes: Ada persepsi bahwa kurikulum harus sepenuhnya didasarkan pada apa yang akan diuji. Tes adalah alat untuk menilai pemahaman siswa, tetapi harusnya bukan satu-satunya dasar dalam merancang kurikulum. Jika kita membatasi kurikulum hanya pada apa yang akan diuji, kita bisa melewatkan berbagai aspek penting dari .
  4. Top-Down Approach: Dalam pendekatan ini, otoritas pusat atau pemerintah biasanya diberikan peran utama dalam pengembangan kurikulum. Namun, pendekatan top-down ini bisa membatasi partisipasi komunitas lokal dan mengabaikan kebutuhan khusus dan konteks lokal.
Baca Juga :   Perubahan Mata Pencaharian Penduduk Daerah Pantai Dari Nelayan Menjadi Petani Setelah Direlokasi Akibat Bencana Tsunami Merupakan Perubahan Sosial Budaya

Berikut yang bukan merupakan prinsip dalam penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan adalah mendasarkan pendekatan pada instruksi yang monolitis, fokus hanya pada tes, dan pendekatan top-down. Sebuah pendekatan holistik dan inklusif yang menggabungkan prinsip-prinsip yang beragam seperti relevansi, konsistensi, fleksibilitas, dan keseimbangan adalah cara terbaik untuk merancang sebuah kurikulum.

Jadi, jawabannya apa? Kurikulum harus dipandu oleh prinsip-prinsip pendidikan yang solid, tetapi juga harus fleksibel dan adaptatif, mempertimbangkan kebutuhan dan situasi spesifik siswa dan belajar mereka. Pendekatan yang terlalu monocentric, tes-centric atau top-down tidak boleh menjadi dasar dalam penyusunan kurikulum.

Baca Juga :   Pak Doni Menyewa Sebuah Gudang Sebagai Tempat Produksi Kue Brownies