Tutup
Artikel

Contoh Toleransi Dakwah yang Dilakukan oleh Sunan Kudus kepada Masyarakat yang Beragama Lain

×

Contoh Toleransi Dakwah yang Dilakukan oleh Sunan Kudus kepada Masyarakat yang Beragama Lain

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Dalam konteks pra-kemerdekaan Indonesia, peran Walisongo dalam membangun masyarakat yang beragama dan toleran tak bisa diabaikan. Salah satunya adalah Sunan Kudus, yang dengan cerdas dan arif menghargai keyakinan dan masyarakat setempat dalam proses penyebaran .

Pengertian Dakwah dan Toleransi

Sebelum kita memahami bentuk toleransi yang diterapkan oleh Sunan Kudus, penting untuk memahami apa yang kita maksud dengan dakwah dan toleransi.

Iklan

Dakwah merujuk pada upaya menyampaikan dan menyebarluaskan ajaran-ajaran . Ini bisa dalam bentuk kata-kata, ajaran, atau juga bisa melalui pencontohan perilaku dan . Sementara itu, toleransi adalah sikap menghormati keyakinan, ideologi, atau agama orang lain, meski berbeda atau bertentangan dengan keyakinan kita sendiri.

Baca Juga :   Bentuk-Bentuk Kepemilikan Bisnis: Bagaimana Keunggulan dan Kelemahannya Serta Berikan Contohnya?

Toleransi Dakwah Sunan Kudus

Sunan Kudus, atau yang juga dikenal dengan nama Syekh Ja'far Shadiq, terkenal dengan dedikasinya dalam menyebarkan ajaran di pulau Jawa melalui pendekatan yang penuh toleransi dan hormat terhadap budaya dan agama setempat.

Toleransi Terhadap Tradisi Lokal

Sunan Kudus berusaha untuk tidak mengubah atau membuang semena-mena tradisi lokal yang telah ada sebelum datangnya . Dia tidak memaksa masyarakat setempat untuk mengubah tatanan hidup mereka. Sebaliknya, Sunan Kudus memadukan ajaran dengan kebiasaan-kebiasaan lokal. Ia memanfaatkan tradisi dan budaya setempat sebagai media untuk berdakwah. Salah satu contohnya adalah Wayang Kulit. Sunan Kudus memasukkan ke dalam cerita dan alur dalam pertunjukkan Wayang Kulit.

Baca Juga :   Sebagai Seorang Fasilitator, Apa yang Dapat Kita Lakukan Untuk Membantu Murid?

Toleransi Dalam Bentuk Sunan Kudus

Untuk lebih memahami konsep toleransi yang dibawa oleh Sunan Kudus, kita perlu mempertimbangkan beberapa spesifik berikut ini:

Penyembelihan Kerbau

Di Kudus, sangat populer ritual penyembelihan kerbau sebagai upacara adat. Agar tidak langsung menentang dan menghapuskan ritual ini, Sunan Kudus mengubahnya dengan memberi pengertian bahwa kerbau yang disembelih adalah simbol hawa nafsu.

Baca Juga :   Dalam mengungkapkan peristiwa sejarah, seorang peneliti sejarah harus dapat mengungkapkan peristiwa masa lalu secara kronologis. Arti kronologis berdasarkan

Larangan Mengonsumsi Babi

Sunan Kudus melarang umat Islamnya untuk mengonsumsi babi, namun dia tidak melarang masyarakat non-Islam yang biasa mengonsumsi babi. Hal ini menunjukkan toleransi dan penghargaannya terhadap keyakinan dan tradisi masyarakat non-Muslim.

Penggunaan Bahasa Jawa

Sunan Kudus menggunakan bahasa Jawa dalam berdakwahnya, yang merupakan bahasa lokal masyarakat setempat. Baginya, bahasa adalah jembatan . Dalam prosesnya memberikan pengajaran Islam, dia menggunakan bahasa yang sama dengan masyarakat sekitarnya, yang jelas menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap budaya lokal.

Baca Juga :   Lensa yang Dekat Dengan Objek dan Berfungsi untuk Memperbesar Bayangan Benda adalah…

Sebagai penutup, penting untuk dicatat bahwa sikap toleransi dan menghargai keberagaman ini yang membuat proses dakwah Sunan Kudus berhasil dan berjalan dengan lancar. Kita bisa mengambil pelajaran penting dari metode dakwahnya, bahwa toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan adalah kunci dalam membangun masyarakat yang harmonis.