Dalam kurikulum prototipe, terdapat program yang dirancang khusus untuk memberikan pembelajaran kontekstual dan mengasah kemampuan berpikir siswa. Kalimat ini merupakan penggalan dari sebuah soal yang akan kita bahas lebih lanjut dalam artikel ini. Tidak hanya bentuk lengkap soal yang akan disajikan, tetapi juga jawaban serta pembahasannya secara mendalam.
Artikel ini diharapkan dapat menjadi referensi atau acuan belajar yang berguna bagi Bapak dan Ibu Guru, terutama yang sedang mengikuti pelatihan atau diwajibkan menyelesaikan soal terkait kurikulum merdeka. Soal ini berasal dari rangkaian soal latihan pemahaman Modul 2 Kurikulum Merdeka pada pelatihan mandiri topik kurikulum merdeka.
Soal
Dalam kurikulum prototipe terdapat program yang memberikan pembelajaran kontekstual dan mengasah kemampuan berpikir murid. Program ini mempunyai tujuh tema yang dapat dipilih oleh sekolah untuk dieksplorasi. Program tersebut adalah …
a. Infrastruktur.
b. Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila.
c. Ekstrakurikuler.
d. Semua benar.
Jawaban
b. Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Penjelasan
Kurikulum prototipe merupakan salah satu inovasi pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih relevan, kontekstual, dan berpusat pada murid. Dalam kurikulum ini, sekolah diberikan fleksibilitas untuk merancang pembelajaran yang tidak hanya mengutamakan penguasaan materi, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif pada siswa. Salah satu program unggulan dalam kurikulum prototipe adalah pembelajaran berbasis konteks yang mengacu pada eksplorasi tema tertentu yang relevan dengan kehidupan nyata.
Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna melalui pendekatan yang mendorong siswa menghubungkan teori dengan praktik, serta melibatkan mereka dalam penyelesaian masalah yang ada di sekitar. Program tersebut terdiri dari tujuh tema besar yang dapat dipilih dan dikembangkan oleh sekolah sesuai dengan kebutuhan lokal, potensi daerah, dan karakteristik peserta didik. Beberapa komponen utama dalam program ini termasuk proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila, kegiatan ekstrakurikuler, dan pengembangan infrastruktur sekolah.
Artikel ini akan mengupas secara rinci bagaimana kurikulum prototipe memberikan ruang untuk pembelajaran kontekstual, membahas setiap komponen dalam program tersebut, serta manfaatnya bagi siswa dan sekolah.
Pembelajaran Kontekstual dalam Kurikulum Prototipe
Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang menekankan keterkaitan antara apa yang dipelajari di kelas dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dalam kurikulum prototipe, pendekatan ini diwujudkan melalui berbagai program yang dirancang untuk mengasah kemampuan berpikir siswa sekaligus membentuk karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Berikut adalah komponen utama program pembelajaran kontekstual dalam kurikulum prototipe:
- Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Proyek ini merupakan bagian integral dari kurikulum prototipe. P5 dirancang untuk membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan belajar yang aplikatif dan relevan dengan kehidupan mereka. Ada tujuh tema utama yang dapat dieksplorasi oleh sekolah dalam proyek ini, yaitu:- Gaya hidup berkelanjutan
- Kearifan lokal
- Kewirausahaan
- Kesehatan mental dan fisik
- Kebinekaan global
- Budaya gotong royong
- Teknologi untuk kemanusiaan
- Ekstrakurikuler sebagai Wadah Pengembangan Minat dan Bakat
Kegiatan ekstrakurikuler menjadi bagian penting dalam kurikulum prototipe karena memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka di luar pembelajaran formal. Sekolah dapat memilih berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang relevan dengan tema besar pembelajaran kontekstual, seperti:- Kelompok sains dan teknologi yang mendorong siswa untuk melakukan penelitian atau menciptakan inovasi.
- Kegiatan seni dan budaya yang melibatkan siswa dalam pelestarian tradisi lokal.
- Klub olahraga yang tidak hanya mendukung kebugaran fisik, tetapi juga mengajarkan nilai kerja sama dan sportivitas.
- Infrastruktur sebagai Pendukung Pembelajaran
Infrastruktur sekolah yang baik menjadi pendukung utama dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual. Dalam kurikulum prototipe, pengembangan infrastruktur meliputi:- Fasilitas Pembelajaran Berbasis Proyek: Laboratorium, ruang kreatif, atau kebun sekolah yang dapat digunakan untuk mendukung proyek P5.
- Teknologi Pendidikan: Penyediaan perangkat teknologi seperti komputer, internet, dan alat peraga digital untuk mendukung pembelajaran berbasis teknologi.
- Ruang Publik di Sekolah: Ruang diskusi, perpustakaan, atau area belajar terbuka yang mendukung kolaborasi antar siswa.
Keunggulan Program Pembelajaran Kontekstual
Implementasi program pembelajaran kontekstual dalam kurikulum prototipe memberikan sejumlah manfaat, baik bagi siswa maupun sekolah. Berikut beberapa di antaranya:
- Mengasah Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Dengan melibatkan siswa dalam proyek nyata, pembelajaran kontekstual membantu mereka berpikir secara mendalam untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, dalam proyek “Teknologi untuk Kemanusiaan,” siswa dapat merancang aplikasi sederhana untuk membantu masyarakat di sekitar mereka. - Meningkatkan Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran
Ketika pembelajaran dikaitkan dengan konteks nyata yang relevan, siswa menjadi lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar. Mereka merasa apa yang mereka pelajari memiliki manfaat langsung dalam kehidupan sehari-hari. - Mendorong Kolaborasi dan Komunikasi
Banyak aktivitas dalam pembelajaran kontekstual dilakukan secara berkelompok. Hal ini membantu siswa belajar bekerja sama, berbagi ide, dan menghargai pendapat orang lain. - Mengembangkan Karakter Berbasis Pancasila
Melalui proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila, siswa diajak untuk menerapkan nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan tanggung jawab dalam kegiatan nyata. - Meningkatkan Relevansi Pendidikan dengan Kebutuhan Dunia Nyata
Dengan belajar melalui pengalaman nyata, siswa lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari.
Tantangan dalam Implementasi Program
Meskipun memiliki banyak keunggulan, pelaksanaan program pembelajaran kontekstual juga menghadapi beberapa tantangan, di antaranya:
- Kesiapan Guru: Guru harus memiliki keterampilan dan pemahaman yang cukup untuk merancang dan memfasilitasi pembelajaran berbasis proyek. Pelatihan dan pendampingan menjadi kebutuhan utama.
- Fasilitas yang Terbatas: Tidak semua sekolah memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukung pembelajaran kontekstual.
- Manajemen Waktu: Pembelajaran berbasis proyek sering kali memerlukan waktu lebih lama dibandingkan pembelajaran konvensional, sehingga guru harus pandai mengelola waktu agar kurikulum tetap berjalan sesuai rencana.
- Keragaman Kemampuan Siswa: Guru perlu memastikan bahwa semua siswa, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus, dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Kesimpulan
Kurikulum prototipe dengan program pembelajaran kontekstual menawarkan pendekatan inovatif untuk menciptakan pengalaman belajar yang relevan, bermakna, dan berdampak positif bagi siswa. Melalui komponen seperti proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila, kegiatan ekstrakurikuler, dan pengembangan infrastruktur, siswa diajak untuk belajar secara aktif, berpikir kritis, serta mengembangkan karakter sesuai nilai-nilai Pancasila.
Meskipun pelaksanaannya menghadapi beberapa tantangan, manfaat yang dihasilkan jauh lebih besar, baik dalam hal peningkatan kompetensi siswa maupun relevansi pendidikan dengan dunia nyata.
Dengan dukungan semua pihak, termasuk guru, orang tua, dan pemerintah, program ini diharapkan dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat untuk menghadapi tantangan masa depan.
Program pembelajaran kontekstual ini memberikan fleksibilitas kepada sekolah untuk memilih tema yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Dengan begitu, pendidikan menjadi lebih bermakna dan memberikan dampak langsung pada siswa serta masyarakat sekitarnya.