Tutup
News

Di Sesi Akhir, Pak Romli Mengajak Peserta Didiknya untuk Melakukan Refleksi. Berikut adalah yang Bukan Contoh Pertanyaan Refleksi yang Dapat Diajukan Adalah….

×

Di Sesi Akhir, Pak Romli Mengajak Peserta Didiknya untuk Melakukan Refleksi. Berikut adalah yang Bukan Contoh Pertanyaan Refleksi yang Dapat Diajukan Adalah….

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Refleksi merupakan proses mendalam yang penting dalam pembelajaran. Melalui refleksi, dapat mengambil kesimpulan daripada pengalaman mereka dan menggunakan informasi tersebut untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka. Dalam konteks pendidikan, biasanya mengakhiri sesi pembelajaran dengan meminta untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari.

Namun, tidak semua pertanyaan memicu proses refleksi yang efektif. Untuk memastikan keberhasilan refleksi, pertanyaan harus dirancang dengan cara yang membangkitkan pemikiran kritis, analisis diri, dan intuisi. Jadi, apa yang bukan pertanyaan refleksi yang dapat diajukan oleh Pak Romli pada siswa di akhir sesi pembelajaran?

Iklan
Baca Juga :   Setiap Lembaga Akan Memiliki Kedudukan Sosial yang Tinggi dan Rendah Untuk Diisi Oleh Setiap Warga Masyarakatnya, Hal Tersebut Merupakan Faktor dari Struktur, Apa Pengaruhnya?

Pertanyaan Faktual

Pertanyaan-pertanyaan yang hanya meminta untuk mengingat fakta atau detail yang telah diajarkan, tidak merangsang proses refleksi. Misalnya, “Siapa nama tokoh dalam cerita yang baru saja kita baca?” atau “Apakah rumus dari Hukum Ohm?”

Pertanyaan dengan Jawaban ‘Ya' atau ‘Tidak'

Pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban ‘ya' atau ‘tidak' juga biasanya kurang efektif dalam merangsang refleksi. Sebagai , “Apakah kamu mengerti materi yang diberikan hari ini?” Jadikan pertanyaan ini lebih reflektif dengan bertanya, “Apa bagian dari materi hari ini yang masih membuatmu bingung?”

Baca Juga :   Apakah Gambaran Figur Berupa Dua Dimensi atau Tiga Dimensi Disebut?

Pertanyaan yang Memerlukan Pendapat Tanpa Dukungan

Pertanyaan yang tidak memerlukan justifikasi atau penjelasan juga bukan pemicu refleksi yang baik. Sebagai , “Apakah kamu suka dengan penjelasan hari ini?” Lebih baik untuk bertanya, “Bagian mana dari penjelasan hari ini yang kamu anggap paling membantu dan mengapa?”

Pertanyaan yang Lebih Menekankan pada Hasil dari pada Proses

Pertanyaan yang hanya fokus pada hasil atau produk akhir, bukan proses, biasanya tidak efektif dalam merangsang refleksi. Sebagai , “Berapa skor yang kamu dapat dalam kuis?” lebih baik diganti menjadi “Bagaimana strategi belajarmu dalam menyiapkan kuis ini dan bagaimana strategi tersebut mempengaruhi hasilnya?”

Baca Juga :   Rantai Makanan pada Puncaknya Disebut Konsumen Puncak: Apabila Konsumen Puncak Punah, Apa yang akan Terjadi pada Konsumen 1 dan Konsumen 2?

Dengan memahami jenis pertanyaan yang tidak efektif dalam merangsang refleksi, Pak Romli dapat merancang pertanyaannya dengan lebih baik untuk mendukung dalam proses refleksi. Dengan melakukan ini, proses pembelajaran dapat menjadi lebih mendalam dan berarti.