Hikayat adalah bentuk kutipan literatur yang banyak ditemui dalam sastra Indonesia klasik. Ia adalah cerita berbahasa Melayu Kuno yang memiliki unsur magis dan mitos, biasanya mengandung banyak ajaran moral dan nilai-nilai kehidupan. Dalam konteks ini, penggalan teks yang disuguhkan menunjukkan beberapa fitur khas dari hikayat.
Peran Tokoh dalam Cerita
Seperti yang terjadi dalam banyak hikayat, kita melihat tokoh utama – dalam hal ini, orang yang mengambil pisau dan menoreh gendang hingga akhirnya memunculkan Putri Ratna Sari. Tokoh utama seringkali memainkan peran krusial dalam cerita, dan tindakan mereka memiliki konsekuensi penting.
Unsur Magis dan Mitos
Salah satu ciri paling mencolok dalam hikayat adalah kehadiran elemen magis dan mitos. Dalam penggalan teks ini, kita melihat penampilan Putri Ratna Sari setelah gendang ditoreh dengan pisau. Ini tidak masuk akal dalam konteks realitas nyata dan jelas menunjukkan bahwa cerita tersebut berdasarkan pada elemen magis dan mitos.
Pembawa Pesan Nilai Kehidupan
Hikayat sering digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan dan mengajarkan nilai-nilai penting dalam kehidupan. Meski penggalan teks tersebut tidak spesifik mengungkapkan pesan atau nilai moral, biasanya dalam hikayat, kejadian semacam itu mempunyai maksud atau pesan tersembunyi yang diharapkan pembaca tafsirkan.
Bahasa dan Gaya Penulisan
Terakhir, karakteristik penting lainnya dari hikayat yang muncul dalam penggalan teks ini adalah gaya bahasa dan penulisannya. Bahasa yang digunakan cenderung kuno dan formal. Terkadang, bahasa dalam hikayat menerapkan pola kalimat berbalik (inversi), seperti yang terlihat dalam frase ‘Diambilnya pisau, lalu ditorehnya gendang itu…’
Secara keseluruhan, penggalan teks ini menunjukkan berbagai fitur khas dari hikayat, termasuk peran tokoh utama, kehadiran elemen magis dan mitos, serta gaya bahasa dan penulisan yang formal dan kuno.