Gaya bahasa adalah suatu cara penyampaian pikiran atau idé, yang digunakan oleh pengarang untuk meningkatkan keindahan, efektivitas maupun makna yang terkandung dalam suatu karya sastra. Salah satu jenis gaya bahasa yang bertugas untuk menguatkan kesan dalam suatu kalimat berbentuk imajinatif adalah gaya bahasa citraan.
Citraan atau yang dalam ilmu sastra disebut juga sebagai imaji, berasal dari kata “imagine” dalam Bahasa Inggris, yang berarti membayangkan. Maka dari itu, gaya bahasa citraan merupakan gaya bahasa yang dipergunakan untuk membentuk suatu bayangan atau gambaran visual di dalam pikiran pembaca atau pendengar.
Gaya bahasa citraan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah:
- Simile (Perbandingan): Memberikan gambaran atau bayangan terhadap sesuatu dengan cara membandingkannya dengan sesuatu yang lain. Contoh: “Dia berlari kencang layaknya cheetah”.
- Metafora (Persamaan Secara Langsung): Memberikan gambaran atau bayangan dengan cara langsung menyamakan objek yang satu dengan yang lain. Contoh: “Papa adalah batu karangku”.
- Personifikasi (Hipokoristikon) / Penghayatan: Memberikan sifat-sifat hidup pada sesuatu hal yang biasanya tidak hidup. Contoh: “Pohon-pohon bergoyang riang menyambut angin”.
- Alegori: Menggunakan metafora atau simile yang berkelanjutan dalam suatu paragraf atau lebih. Contoh: “Seperti burung hantu, dia hidup dalam kegelapan dunia, mencari mangsa dalam diam”.
Keberhasilan gaya bahasa citraan dalam menguatkan kesan dalam suatu kalimat sangat bergantung pada kreativitas dan pemahaman pengarang dalam memilih dan memadukan unsur-unsurnya. Sehingga kekayaan dan kedalaman makna yang dihasilkan lebih bisa dirasakan pembaca.
Elemen-elemen tersebut dapat menciptakan gambaran mental yang kuat dan mendalam bagi pembaca. Oleh karena itu, gaya bahasa citraan sangat efektif dalam membuat pembaca merasa memiliki pengalaman yang sama dengan pengarang.
