Tutup
News

Ini Profil dan Kejadian Kontroversial Cut Melisa di Bandara Kualanamu

×

Ini Profil dan Kejadian Kontroversial Cut Melisa di Bandara Kualanamu

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Insiden yang melibatkan Cut Melisa di Bandara Kualanamu pada Sabtu, 29 Juni 2024, telah mencuri perhatian publik setelah video penampakan di . Kejadian ini menghadirkan sorotan terhadap bagaimana seorang selebgram Aceh yang juga seorang pengusaha di Medan bisa terlibat dalam kontroversi di tempat umum yang begitu ramai seperti bandara. Kejadian ini tidak hanya menyoroti interaksi antara individu dengan pelayanan publik, tetapi juga mencerminkan bagaimana dapat memperluas dampak dari suatu kejadian sehari-hari menjadi perhatian nasional.

Baca Juga :   Jelaskan Dua Faktor yang Dapat Menyebabkan Karyawan Berbuat Kesalahan dalam Menyelesaikan Pekerjaan

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam siapa sebenarnya Cut Melisa, bagaimana kejadian tersebut terjadi, serta bagaimana reaksi dan konsekuensi dari peristiwa tersebut mempengaruhi dirinya dan pandangan masyarakat terhadap insiden tersebut. Langsung saja, mari kita telusuri lebih dalam mengenai insiden yang melibatkan Cut Melisa di Bandara Kualanamu.

Iklan

Pada Sabtu, 29 Juni 2024, sosok selebgram Aceh yang juga dikenal sebagai pengusaha toko butik, Cut Melisa, menjadi sorotan setelah kejadian memarahi petugas counter check in Air Asia di Bandara Kualanamu. Kejadian ini karena Melisa mengalami kendala saat hendak terbang ke Bangkok, Thailand, yang mengakibatkan dia dan suaminya terlambat untuk penerbangan mereka.

Baca Juga :   Bagaimana Perubahan Sosial Pasca Revolusi Perancis dan Revolusi Industri dapat Melahirkan Sosiologi

Siapa Sebenarnya Cut Melisa?

Cut Melisa adalah seorang selebgram yang berasal dari Aceh dan saat ini berbasis di Medan. Dia memiliki pengikut yang cukup besar di Instagram, mencapai 438 ribu pengikut. Sebelum terjun sebagai pengusaha toko butik dengan nama ‘Cut Melisa Store' di Medan, Melisa pernah menempuh di Universitas Malikussaleh pada tahun 2013.

Baca Juga :   Jelaskan Mengapa Pendirian Kerajaan Islam Menjadi Hal yang Penting dalam Menyebarluaskan Islam di Nusantara?

Kejadian di Bandara Kualanamu

Cut Melisa dan suaminya berencana untuk terbang ke Bangkok pada tanggal 29 Juni 2024, dengan jadwal keberangkatan pukul 15.00 WIB. Namun, saat mereka tiba di bandara sekitar pukul 13.00 WIB, terjadi masalah dengan paspor Melisa yang sedikit terlipat di ujung bawahnya saat hendak check-in. Petugas counter check-in Air Asia, Dea, menyatakan bahwa Melisa tidak dapat melanjutkan perjalanan mereka.

Melisa telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan bahwa dia bisa terbang sesuai jadwal, termasuk meminta bantuan dari teman-temannya dan petugas protokol bandara, namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Sementara suaminya diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan.

Baca Juga :   Saat Kita Membuat Surat dengan Menggunakan Word, Submenu yang Digunakan untuk Mengatur Jarak Baris Kedua dan Seterusnya pada Suatu Paragraf Adalah

Reaksi dan di

Kesal dengan situasi tersebut, Melisa merekam interaksi dengan Dea dan membagikannya di , yang kemudian menjadi . Dalam rekaman tersebut, Melisa mengungkapkan kekecewaannya atas penanganan yang dianggapnya tidak adil oleh petugas counter check-in tersebut. Dia juga menegaskan bahwa petugas imigrasi tidak menganggap masalah kecil pada paspornya sebagai halangan untuk melakukan perjalanan.

Baca Juga :   Setelah Saudara Melakukan Identifikasi dan Klasifikasi Variabel Selanjutnya Saudara Menentukan Desain Penelitian yang Saudara Pilih Sesuai dengan Objek dan Pendekatan Penelitian yang Saudara Tentukan Sesuai dengan Jawaban Nomor-Nomor Sebelumnya

Dampak Kejadian

Akibat insiden ini, Melisa dan suaminya akhirnya ketinggalan pesawat ke Bangkok dan terpaksa membeli tiket lain. Kejadian ini menimbulkan reaksi beragam di media sosial, dengan banyak netizen memberikan pendapat dan dukungan terhadap Melisa, sementara yang lain mengkritik cara penyelesaian masalahnya di bandara.

Keseluruhan peristiwa ini menunjukkan bagaimana kejadian sehari-hari dapat berdampak besar ketika dipublikasikan di media sosial, serta menggambarkan dinamika dalam penanganan pelanggan di sektor layanan publik seperti bandara.