Tutup
News

Karakteristik agribisnis berupa permanenan energi cahaya. aliran energi merupakan perpindahan energi dari satu arah produsen ke konsumen, sesuai hukum thermodinamika. berdasarkan hukum tersebut, coba anda bedakan koefisien ekologi dari berbagai organisme dalam rantai makanan?

×

Karakteristik agribisnis berupa permanenan energi cahaya. aliran energi merupakan perpindahan energi dari satu arah produsen ke konsumen, sesuai hukum thermodinamika. berdasarkan hukum tersebut, coba anda bedakan koefisien ekologi dari berbagai organisme dalam rantai makanan?

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

karakteristik agribisnis berupa permanenan energi cahaya. aliran energi merupakan perpindahan energi dari satu arah produsen ke konsumen, sesuai hukum thermodinamika. berdasarkan hukum tersebut, coba anda bedakan koefisien ekologi dari berbagai organisme dalam rantai makanan?

Dalam ekosistem, aliran energi mengikuti prinsip-prinsip termodinamika, khususnya hukum pertama dan kedua termodinamika. Hukum pertama menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya dapat diubah bentuknya. Hukum kedua menyatakan bahwa setiap kali energi diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, selalu ada kehilangan energi dalam bentuk panas.

Iklan
Baca Juga :   Apa Yang Menjadi Latar Belakang Dibentuknya ASEAN Political Security Community oleh Anggota Negara-Negara ASEAN?

Dalam konteks ekologi, aliran energi terjadi melalui rantai makanan, yang dimulai dari produsen (organisme autotrof seperti tumbuhan) hingga ke berbagai tingkat konsumen (organisme heterotrof seperti herbivora, karnivora, dan omnivora). Setiap tingkat trofik dalam rantai makanan memiliki efisiensi ekologi yang berbeda, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk koefisien ekologi.

Koefisien Ekologi dalam Rantai Makanan:

  1. Produsen (Autotrof)
    • Energi Masuk: Energi dari sinar matahari yang diubah menjadi energi kimia melalui fotosintesis.
    • Koefisien Ekologi: Sangat tinggi, karena mereka adalah sumber utama energi dalam ekosistem.
  2. Konsumen Primer (Herbivora)
    • Energi Masuk: Energi yang diperoleh dari memakan produsen (tumbuhan).
    • Koefisien Ekologi: Relatif rendah dibandingkan dengan produsen, biasanya sekitar 10% dari energi yang tersedia pada tingkat trofik sebelumnya, karena sebagian besar energi hilang sebagai panas dan dalam proses metabolisme.
  3. Konsumen Sekunder (Karnivora yang memakan herbivora)
    • Energi Masuk: Energi yang diperoleh dari memakan konsumen primer.
    • Koefisien Ekologi: Lebih rendah lagi, sekitar 10% dari energi yang tersedia pada tingkat trofik sebelumnya.
  4. Konsumen Tersier (Karnivora yang memakan karnivora lain)
    • Energi Masuk: Energi yang diperoleh dari memakan konsumen sekunder.
    • Koefisien Ekologi: Sangat rendah, biasanya sekitar 10% dari energi yang tersedia pada tingkat trofik sebelumnya.
Baca Juga :   Jelaskan Apa Anda Ketahui Tentang Manajer dan Apa Fungsi dari Manajer?

Perhitungan Koefisien Ekologi:

Koefisien ekologi (juga dikenal sebagai efisiensi ekologi) adalah rasio antara energi yang disimpan sebagai biomassa pada tingkat trofik tertentu dengan energi yang tersedia pada tingkat trofik sebelumnya. Ini biasanya dinyatakan sebagai persentase.

Koefisien Ekologi=(Energi yang disimpan sebagai biomassaEnergi yang tersedia pada tingkat trofik sebelumnya)×100Koefisien Ekologi=(Energi yang tersedia pada tingkat trofik sebelumnyaEnergi yang disimpan sebagai biomassa​)×100

: Jika energi yang disimpan oleh konsumen primer adalah 1000 Joule dan energi yang tersedia pada tingkat trofik produsen adalah 10.000 Joule, maka:

Baca Juga :   Sir Thomas Stamford Bingley Raffles Sebagai Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda Tahun 1811-1816 dan Kebijakan Ilmu Pengetahuan pada Masa Pemerintahannya

Koefisien Ekologi=(100010000)×100=10%Koefisien Ekologi=(100001000​)×100=10%

Kesimpulannya, koefisien ekologi menunjukkan efisiensi transfer energi antara tingkat trofik. Karena energi hilang dalam bentuk panas dan proses metabolisme pada setiap transfer, koefisien ekologi cenderung menurun pada tingkat trofik yang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan hukum kedua termodinamika yang menyatakan bahwa setiap kali energi ditransfer atau diubah, sebagian akan hilang sebagai panas, mengurangi jumlah energi yang tersedia untuk tingkat trofik berikutnya.

Baca Juga :   Depresi Topografi Sempit yang Merupakan Bagian Terdalam dari Dasar atau Lantai Samudra Disebut Apa?