Tutup
Artikel

Kebudayaan Baru yang Lahir dari Perpaduan Unsur-unsur Budaya Jawa, Hindu, Budha, dan Islam Dinamakan

×

Kebudayaan Baru yang Lahir dari Perpaduan Unsur-unsur Budaya Jawa, Hindu, Budha, dan Islam Dinamakan

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Dalam keragaman budaya di dunia ini, tak heran jika terjadi perpaduan antara beberapa unsur budaya yang berbeda. Khususnya, di Indonesia, sebuah negara yang dikenal sangat kaya dengan budaya dan keberagamannya, terlihat perpaduan budaya yang kuat dan unik. Salah satu paling mencolok adalah terlahirnya sebuah kebudayaan baru dari perpaduan unsur-unsur budaya Jawa, Hindu, Budha, dan .

Kebudayaan baru tersebut dinamakan Kebudayaan Jawa Kuno atau Kebudayaan Jawa Hindu-Budha. Kebudayaan ini berlangsung pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha yang ada di Jawa pada abad ke-4 sampai dengan abad ke-15 Masehi.

Iklan
Baca Juga :   Gambarkan dengan Sebuah Flowchart Langkah-langkah pada Siklus Hidup Pengembangan System dan Jelaskan Secara Ringkas dan Padat

Namun, derasnya pengaruh pada zaman itu membuat ajaran ini turut berbaur dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, timbul sebuah bentuk kebudayaan baru yang merupakan hasil sintesis antara budaya Jawa, Budha, dan Hindu, yang kemudian dipengaruhi oleh ajaran . Sintesis ini memberikan ciri khas tersendiri pada masyarakat Jawa, yang diwujudkan dalam berbagai unsur, seperti seni, adat istiadat, dan cara pandang hidup.

Baca Juga :   Sepasang Kromosom yang Mempunyai Bentuk, Ukuran, dan Komposisi yang Sama atau Hampir Sama Disebut

Kebudayaan ini juga ditandai dengan terciptanya berbagai karya seni dan arsitektur yang monumental, seperti candi-candi dan prasasti. Pengaruh Budha dan Hindu dapat dilihat pada bentuk dan motif candi, serta isi dari prasasti yang banyak menggunakan aksara Kawi, yang merupakan aksara Jawa Kuno. Sementara itu, pengaruh tampak dari penggunaan aksara Arab dalam berbagai karya tulisan.

Baca Juga :   Jenderal Kumakichi Harada: Komandan Pasukan Jepang untuk Jawa dan Pengumuman Pembentukannya pada Tanggal 1 Maret 1945

Floating Market di Lembang, Yogyakarta, adalah nyata bagaimana perpaduan budaya Jawa, Hindu, Budha, dan dapat terlihat. Pasar ini menampilkan berbagai jenis makanan dan barang dagangan yang mewakili kebudayaan Jawa, sementara arsitektur dan desain bangunannya menunjukkan pengaruh kuat dari budaya Hindu dan Budha. Sementara itu, pengaruh Islam dapat dilihat dari berbagai simbol dan ornamen yang ada.

Baca Juga :   Suatu Kebijakan untuk Membatasi Jumlah Barang Impor yang Masuk ke Dalam Negeri adalah Pengertian dari Apa?

Merujuk pada fenomena tersebut, jelas bahwa kebudayaan tidak beku. Ia selalu berkembang seiring berjalannya waktu dan interaksi antarmanusia. Dalam hal ini, budaya Jawa yang diperkaya oleh pengaruh Hindu, Budha, dan Islam, bukan hanya menciptakan sebuah kebudayaan baru, tapi juga menjadikan Indonesia sebagai negara yang beragam dalam hal budaya.

Sebagai penutup, kita dapat melihat betapa kebudayaan lama yang diperkaya oleh kebudayaan lain dari waktu ke waktu dapat memadukan unsur-unsur yang beragam dan menciptakan kebudayaan baru yang unik dan kaya akan nilai budaya dan sejarah.

Baca Juga :   Pesan-Pesan yang Disampaikan Pengarang Melalui Cerpen “Robohnya Surau Kami” Itu Apa Saja?