Komunikasi merupakan hal yang sangat penting didalam suatu organisasi, dengan komunikasi yang efektif dapat membantu pimpinan organisasi dalam melakukan pekerjaan dan tanggung jawab mereka. Komunikasi dapat berfungsi sebagai dasar perencanaan. Organisasi yang baik akan mengkomunikasikan semua informasi penting organisasi, baik komunikasi secara top down maupun bottom-up communication.
Dalam sebuah organisasi dengan karateristik pegawai yang berbeda-beda memungkinkan terjadinya gaya komunikasi yang berbeda pula, selain itu komunikasi juga bisa melahirkan hubungan interpersonal dan pertukaran perilaku.
Pertanyaan : Dari narasi diatas, Saudara diminta untuk menjelaskan macam-macam gaya komunikasi, sertakan sumber referensi yang Saudara baca.
Macam-Macam Gaya Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi yang efektif adalah kunci kesuksesan dalam organisasi. Berbagai gaya komunikasi dapat ditemukan dalam sebuah organisasi, tergantung pada karakteristik individu, budaya organisasi, serta tujuan yang ingin dicapai. Berikut adalah beberapa macam gaya komunikasi yang dapat terjadi dalam organisasi:
1. Gaya Komunikasi Direktif (Assertive Communication)
Gaya komunikasi ini menekankan pada kejelasan dan ketegasan dalam menyampaikan informasi, tanpa mengabaikan perasaan orang lain. Pihak yang menggunakan gaya komunikasi direktif cenderung percaya diri, mengungkapkan ide atau pendapat dengan jelas, dan tidak takut untuk mengajukan permintaan atau memberikan arahan.
- Ciri-ciri: Tegas, jujur, dan jelas dalam menyampaikan pendapat. Tidak menyalahkan atau menyerang pihak lain.
- Kelebihan: Mengurangi kebingungam dalam organisasi karena pesan disampaikan dengan jelas.
- Kekurangan: Bisa dianggap kasar atau terlalu dominan jika tidak diatur dengan baik.
Contoh dalam organisasi: Seorang pimpinan yang mengarahkan bawahan untuk menyelesaikan tugas tertentu dengan cara yang tegas dan jelas tanpa meninggalkan ruang untuk ambiguitas.
2. Gaya Komunikasi Pasif (Passive Communication)
Gaya komunikasi pasif lebih menekankan pada keinginan untuk menyenangkan orang lain dan menghindari konflik. Orang yang menggunakan gaya ini sering kali tidak mengungkapkan pendapatnya atau tidak menegakkan haknya karena mereka ingin menjaga hubungan atau menghindari ketegangan.
- Ciri-ciri: Menghindari konflik, tidak mengungkapkan pendapat dengan jelas, cenderung mendengarkan lebih banyak daripada berbicara.
- Kelebihan: Mempertahankan hubungan baik antar individu dan menciptakan suasana yang harmonis.
- Kekurangan: Bisa menimbulkan rasa frustrasi atau ketidakpuasan jika pendapat atau kebutuhan pribadi tidak terungkapkan.
Contoh dalam organisasi: Seorang pegawai yang tidak menyuarakan pendapatnya saat merasa ada masalah dalam pekerjaan karena khawatir akan merusak hubungan dengan rekan kerja atau atasan.
3. Gaya Komunikasi Agresif (Aggressive Communication)
Gaya komunikasi agresif biasanya melibatkan sikap mendominasi atau menyerang orang lain, baik secara verbal maupun non-verbal. Individu dengan gaya komunikasi ini sering kali tidak menghargai pendapat atau perasaan orang lain dan lebih menekankan pada pengaruh atau kemenangan pribadi.
- Ciri-ciri: Menggunakan nada tinggi, memaksakan pendapat, cenderung meremehkan orang lain.
- Kelebihan: Mampu memperoleh apa yang diinginkan dengan cepat, karena tidak takut menyatakan keinginan atau kebutuhan.
- Kekurangan: Menyebabkan ketegangan dalam hubungan interpersonal, merusak kepercayaan, dan menghambat kerja sama.
Contoh dalam organisasi: Seorang anggota tim yang secara terbuka mengkritik rekan kerjanya dengan cara yang kasar saat merasa ide atau saran mereka tidak didengar.
4. Gaya Komunikasi Pasif-Agressif (Passive-Aggressive Communication)
Gaya komunikasi ini adalah kombinasi antara sikap pasif dan agresif. Individu dengan gaya komunikasi pasif-agresif cenderung tidak mengungkapkan perasaan atau masalah secara langsung, namun menunjukkan ketidakpuasan atau kebencian dengan cara yang tidak langsung, misalnya melalui sindiran, perilaku tidak kooperatif, atau tidak melakukan apa yang diminta dengan sengaja.
- Ciri-ciri: Menyembunyikan perasaan ketidaksetujuan secara langsung dan sering kali menunjukkan perilaku yang tidak jujur atau tidak konsisten.
- Kelebihan: Bisa menghindari konfrontasi langsung.
- Kekurangan: Membingungkan bagi pihak lain, bisa merusak hubungan jangka panjang, dan menimbulkan ketegangan yang tidak terungkapkan.
Contoh dalam organisasi: Seorang pegawai yang tidak langsung mengatakan bahwa dia tidak setuju dengan arahan dari atasannya, tetapi dia menunjukkan ketidakpuasan dengan melakukan pekerjaan dengan setengah hati atau terlambat.
5. Gaya Komunikasi Kolaboratif (Collaborative Communication)
Gaya komunikasi kolaboratif berfokus pada kerja sama dan pencapaian tujuan bersama. Dalam gaya komunikasi ini, individu berusaha untuk menggabungkan pendapat dan perspektif yang berbeda untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan.
- Ciri-ciri: Fokus pada kompromi, mendengarkan pendapat orang lain dengan baik, dan mencari solusi yang win-win.
- Kelebihan: Meningkatkan kerja sama, membangun hubungan yang saling mendukung, dan menciptakan solusi yang lebih baik.
- Kekurangan: Prosesnya bisa lebih lama karena melibatkan banyak pihak untuk mencapai kesepakatan bersama.
Contoh dalam organisasi: Sebuah tim yang mendiskusikan masalah proyek dan mencari solusi bersama dengan mendengarkan ide dari setiap anggota tim dan mencapai kesepakatan.
6. Gaya Komunikasi Demokratis (Democratic Communication)
Gaya komunikasi demokratis adalah ketika setiap anggota tim memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau ide, dan pengambilan keputusan dilakukan secara kolektif. Pimpinan berfungsi sebagai fasilitator yang memastikan semua suara didengar dan keputusan diambil dengan konsensus.
- Ciri-ciri: Semua pihak diberi kesempatan untuk berbicara, keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan semua pandangan.
- Kelebihan: Menciptakan rasa memiliki dan keterlibatan di antara anggota tim, serta meningkatkan motivasi dan komitmen.
- Kekurangan: Proses pengambilan keputusan bisa lebih lambat karena membutuhkan waktu untuk mendengarkan dan mempertimbangkan setiap pendapat.
Contoh dalam organisasi: Rapat tim di mana setiap anggota diberi kesempatan untuk memberikan pendapat dan usulan sebelum keputusan akhir diambil oleh pimpinan.
Referensi:
- DeVito, J. A. (2016). The Interpersonal Communication Book (14th ed.). Pearson Education. Buku ini menjelaskan berbagai macam gaya komunikasi interpersonal, termasuk gaya komunikasi yang tegas, pasif, agresif, dan kolaboratif, serta implikasinya dalam hubungan interpersonal di tempat kerja.
- Gupta, A., & Jain, S. (2013). Organizational Behavior and Communication. Pearson Education India. Buku ini membahas bagaimana komunikasi berperan penting dalam dinamika organisasi, termasuk berbagai gaya komunikasi yang ada dalam organisasi.
- Robinson, M. (2013). Managing Interpersonal Communication in the Workplace. Springer. Buku ini membahas lebih dalam mengenai komunikasi dalam konteks organisasi dan bagaimana perbedaan gaya komunikasi dapat mempengaruhi hubungan dan kinerja tim.
Dengan memahami berbagai gaya komunikasi dalam organisasi, diharapkan kita dapat menciptakan komunikasi yang lebih efektif, meningkatkan hubungan interpersonal, serta mendukung tercapainya tujuan organisasi.