Tutup
Artikel

Mengapa Indonesia Beralih dari Demokrasi Liberal ke Demokrasi Terpimpin?

×

Mengapa Indonesia Beralih dari Demokrasi Liberal ke Demokrasi Terpimpin?

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Indonesia, sebagai bangsa maritim yang memiliki kektegaan yang berbeda-beda, berada di persimpangan unik dalam perjalanan sejarahnya, seperti ketika beralih dari tipe demokrasi yang satu ke tipe yang lain – dari demokrasi liberal ke demokrasi terpimpin. Meskipun tingkat transisi antara dua bentuk ini mungkin berbeda, pertanyaan pentingnya tetap sama: mengapa perubahan ini terjadi? Artikel ini akan mencoba membahas pertanyaan tersebut dan memberikan beberapa alasan utama mengapa perubahan ini terjadi.

Baca Juga :   Kondisi Produksi Sel Darah Putih yang Melebihi Batas Normal Dinamakan Apa?

Demokrasi Liberal di Indonesia

Sebelum kita mencoba memahami alasan beralihnya Indonesia dari demokrasi liberal ke demokrasi terpimpin, penting untuk menjelaskan apa arti “demokrasi liberal” dalam konteks Indonesia. Dimulai dari tahun 1949 hingga 1957, bentuk ini melihat penekanan kuat pada hak-hak individu dan kebebasan. Ia sangat dipengaruhi oleh model demokrasi barat dimana terdapat pemisahan kekuasaan, perlindungan untuk hak-hak minoritas, dan hukum.

Iklan
Baca Juga :   Menganalisis Sudut Pandang Dalam Penceritaan : “Di Depan Ratu Biksunu Gayatri yang Berdiri, Sri Gitarja Duduk Bersimpuh”

Namun, dalam banyak hal, demokrasi liberal ini tidak berfungsi dengan baik di Indonesia. Konflik sering terjadi, baik antar partai politik maupun pada level sosial. Hal ini banyak memunculkan kudeta dan krisis politik yang berujung pada ketidakstabilan bangsa yang baru merdeka ini.

Transisi ke Demokrasi Terpimpin

Pada tahun 1957, lewat Dekrit Presiden 5 Juli, Presiden Soekarno memproklamasikan demokrasi terpimpin sebagai bentuk baru Indonesia, dimana kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif berada dalam tangan presiden. Transisi ini didasarkan pada beberapa faktor utama:

Baca Juga :   Konferensi Inter Indonesia Diselenggarakan Pada Tanggal: Sebuah Ulasan

Krisis ekonomi dan politik

Seiring dengan berjalannya waktu, demokrasi liberal di Indonesia semakin terpukul oleh berbagai krisis, baik ekonomi maupun politik. Inflasi yang meningkat dan adanya konflik dan ketidakstabilan politik menyebabkan negara tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara efektif.

Polaritas politik

Pada saat itu, Indonesia terdiri dari berbagai partai politik yang menghasilkan polaritas politik, mengakibatkan tindakan pemblokiran atau obstruksi politik yang menyebabkan kebuntuan dalam proses . Demokrasi terpimpin dipandang sebagai solusi untuk mengatasi isu ini.

Baca Juga :   Sebuah Bola Tepat Berada di Dalam Tabung Sehingga Bola Menyinggung Setiap Sisi Tabung

Fenomena global

Perubahan bentuk ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Masa tersebut merupakan masa ketika banyak negara sedang berusaha mencari identitas nasionalnya pasca kolonialisme dengan melalui berbagai bentuk eksperimen politik.

Kesimpulan

Beralihnya Indonesia dari demokrasi liberal ke demokrasi terpimpin bukanlah pergantian singkat dan sederhana. Bukan hanya merupakan transisi pemerintahan, tetapi juga menggambarkan bagaimana bangsa ini beradaptasi dengan berbagai krisis dan tantangan dalam usaha mencari . Melalui pemahaman terhadap sejarah pemerintahan ini, kita dapat lebih memahami Indonesia dalam perjalanannya menjadi negara yang kita kenal sekarang ini.

Baca Juga :   Gerakan Permesta memiliki persamaan dengan Gerakan PRRI: Deskripsikan Persamaan Kedua Gerakan