Pak Rudi, Seorang Pengusaha dari Surabaya Memiliki Lahan 2ha di Kawasan Mbatu yang Dijadikan Tempat Peristirahatan dan Pak Slamet Memiliki Lahan 1ha di Samping Lahan Pak Rudi yang Ditanami Palawija untuk Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari: Konsep Geografi yang Digunakan untuk Mengkaji Fenomena tersebut

Berkembangnya sebuah wilayah tidak serta-merta berjalan dengan sendirinya. Pak Rudi dan Pak Slamet, dua tokoh dari Surabaya ini, menunjukkan bagaimana kontribusi individu terhadap penggunaan lahan bisa berdampak pada kondisi geografis suatu daerah.

Pak Rudi, pengusaha ternama dari Surabaya, memandang potensi besar pada lahan seluas 2 hektar yang ia miliki di kawasan Mbatu. Ia memutuskan untuk mengubah lahan tersebut menjadi tempat peristirahatan. Tentu saja, keputusan ini bukan tanpa alasan. Lahan di Mbatu sangat mendukung untuk aktivitas rekreasi serta memiliki potensi besar sebagai sarana peristirahatan yang menjanjikan.

Baca Juga :   Apa dampak efisiensi ekonomi dalam pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli?

Di sisi lain, Pak Slamet, pemilik lahan 1 hektar yang berlokasi di samping lahan Pak Rudi, memilih untuk menanami lahan miliknya dengan palawija untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Palawija adalah tanaman yang bisa ditanam di antara musim hujan dan musim kemarau, seperti jagung, kedelai, dan ubi. Pak Slamet melihat bahwa penanaman palawija akan membantu ia mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Baca Juga :   Koperasi ASEAN Bertujuan untuk Memperkokoh Organisasinya sebagai Sebuah Gerakan Koperasi yang Menopang Perekonomian

Konsep geografi yang dipakai untuk mengkaji fenomena penggunaan lahan oleh Pak Rudi dan Pak Slamet adalah konsep ‘manusia dan '. Manusia sebagai pakar geografi melihat bahwa interaksi antara manusia dan dapat membentuk pola pemukiman, aktivitas ekonomi, dan penggunaan lahan. Dalam hal ini, Pak Rudi memanfaatkan lahan untuk pariwisata, sementara Pak Slamet menggunakan lahan untuk pertanian. Ini merupakan nyata bagaimana interaksi antara manusia dan lingkungannya dapat membentuk pola penggunaan lahan dalam skala mikro, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kondisi geografis di skala makro.

Baca Juga :   Terjadinya angin darat dan angin laut termasuk perpindahan panas dengan cara

Jadi, jawabannya apa? Konsep geografi yang digunakan untuk mengkaji fenomena tersebut adalah konsep ‘manusia dan ', di mana interaksi antara manusia (dalam hal ini Pak Rudi dan Pak Slamet) dan (lahan di kawasan Mbatu) dapat membentuk pola penggunaan lahan dan berpotensi mempengaruhi kondisi geografis suatu daerah.

Baca Juga :   Apa Langkah Pertama dalam Membuat Brosur tentang Bahaya Narkoba?