Sejarah lisan merupakan suatu metode pengumpulan data dalam penelitian yang berfokus pada pengumpulan cerita, catatan, dan pengalaman responden secara langsung dan lisan. Penggunaan sejarah lisan dalam penelitian memiliki keuntungan serta tantangan sendiri. Pengumpulan datanya membutuhkan kehati-hatian dan keterampilan yang tinggi dari peneliti.
Pada dasarnya, pengumpulan data dalam penelitian sejarah lisan umumnya menggunakan beberapa cara berikut:
##1. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam menjadi cara yang paling umum dan populer digunakan dalam penelitian sejarah lisan. Melalui wawancara mendalam, peneliti dapat menggali berbagai informasi bersejarah berdasarkan pengalaman responden. Wawancara dilakukan dengan menggunakan rangkaian pertanyaan yang dirancang untuk memandu diskusi, namun tetap memberikan ruang untuk responden berbagi cerita mereka secara bebas.
##2. Diskusi Kelompok Terfokus
Diskusi kelompok terfokus juga sering digunakan dalam penelitian sejarah lisan. Metode ini melibatkan sekelompok orang yang hadir dalam satu sesi dan berbagi pengalaman mereka tentang suatu peristiwa atau masalah tertentu. Diskusi ini biasanya dipandu oleh moderator yang memiliki tujuan tertentu dalam mengumpulkan data.
##3. Penggunaan Teknologi Digital
Dalam era digital saat ini, penggunaan teknologi dalam penelitian sejarah lisan menjadi semakin penting. Salah satunya adalah melalui rekaman suara dan video. Rekaman ini dapat membantu peneliti memahami konteks dan nada pembicaraan, serta memberikan bukti otentik dari narasumber.
##4. Studi Kasus
Studi kasus digunakan ketika peneliti ingin membahas suatu topik secara mendalam dengan memfokuskan pada individu atau kelompok tertentu. Penelitian ini juga biasanya melibatkan wawancara serta observasi dan analisis dokumen terkait.
##5. Observasi Partisipatif
Observasi partisipatif adalah metode pengumpulan data di mana peneliti terlibat langsung dalam kegiatan atau situasi yang diteliti. Metode ini dapat memberikan gambaran menyeluruh dan mendalam tentang peristiwa tertentu.
##6. Koleksi Foto dan Artefak
Pada penelitian yang lebih mendalam, peneliti juga bisa menggunakan foto dan artefak sebagai sumber data. Hal ini dapat memberikan konteks visual bagi pernyataan lisan narasumber dan membantu peneliti memahami situasi atau peristiwa tertentu dengan lebih baik.
Metode-metode pengumpulan data di atas memungkinkan peneliti untuk mendapatkan gambaran yang kaya dan luas tentang pengalaman historis responden. Namun, peneliti harus selalu waspada terhadap bias dan distorsi yang mungkin muncul dalam respon lisan dan selalu berusaha untuk memverifikasi dan mengoreksi data ini jika perlu.