Tutup
News

Perjanjian Hasil dari Perundingan yang Dibuat Indonesia dengan Belanda pada 7 Mei 1949 untuk Menyelesaikan Konflik di Awal Kemerdekaan

×

Perjanjian Hasil dari Perundingan yang Dibuat Indonesia dengan Belanda pada 7 Mei 1949 untuk Menyelesaikan Konflik di Awal Kemerdekaan

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Perundingan antara Indonesia dan Belanda pada 7 Mei 1949 merupakan titik sejarah penting dalam proses pembebasan Indonesia yang terkesan panjang dan kompleks. Berikut ini adalah gambaran umum tentang perjanjian tersebut.

Konteks Perundingan

Sebagai awal kemerdekaan, Indonesia dihadapkan pada banyak hambatan dan tantangan. Salah satu tugas utama yang dihadapi oleh negara baru ini adalah penyelesaian konflik dengan Belanda, penjajah kolonial lama. Dalam rangka mencapai tujuan ini, pada 7 Mei 1949, perundingan diadakan antara delegasi Indonesia dan Belanda.

Baca Juga :   Transaksi yang Tidak Dicatat dalam Jurnal Penyesuaian Adalah
Iklan

Isi Perjanjian

Perjanjian yang dicapai dalam perundingan ini dikenal sebagai “Perjanjian Roem-Roijen”, bernama dua tokoh utama dalam perundingan ini, yakni Mohammad Roem dari Indonesia dan H.J. van Roijen dari Belanda.

Perjanjian ini mencapai sejumlah poin penting, termasuk:

  1. Pengakuan Belanda atas kedaulatan Republik Indonesia Serikat doktrin van Mook akan dihapuskan.
  2. Irian Barat akan diserahkan ke RIS setelah penyelesaian Konferensi Meja Bundar.
  3. Pengakuan status belligerency.
  4. Pengaktifan kembali kabinet RI serta perjanjian gencatan senjata akan ditegakkan.
Baca Juga :   Kita adalah Anak Didik di Sebuah Madrasah. Setiap Hari Sekolah, Kita Belajar dengan Giat sehingga Dapat Mengharumkan Nama Sekolah dengan Prestasi dari Berbagai Ajang. Hal Ini Merupakan Sikap yang Mencerminkan Teladan dari Nama Baik

Hasil ini merujuk pada akhir defacto dan de jure dari pengakuan penjajahan Belanda atas Indonesia, menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju kemerdekaan penuh.

Dampak dan Implikasi Lebih Lanjut

Perjanjian Roem- Van Roijen membuka jalan bagi Konferensi Meja Bundar yang berlangsung di Den Haag dari Agustus hingga November 1949. Dalam konferensi ini, Belanda secara resmi mengakui kedaulatan negara Indonesia.

Baca Juga :   Mengapa Supersemar Memegang Peranan Penting dalam Munculnya Orde Baru?

Namun, meski Perjanjian Roem- Van Roijen melangkah lebih jauh menuju kemerdekaan, masalah-masalah dan perselisihan tetap ada. Misalnya, Belanda merasa berhak tetap mempengaruhi kebijakan politik dan ekonomi di Indonesia, terutama mengenai sumber daya alam. Hal ini memicu ketegangan baru lagi dan menjadi cikal bakal permasalahan lain di masa mendatang.

Penutup

Walaupun perjanjian ini tidak menyelesaikan semua perselisihan, Perjanjian Roem – Van Roijen tetap memiliki dampak signifikan bagi Indonesia. Itu adalah langkah penting menuju pengakuan bagi Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat, yang membuka jalan bagi peristiwa signifikan lainnya dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Meski ada banyak rintangan dan tantangan setelah perjanjian ini, namun ini merupakan langkah awal dalam menemukan jalannya sendiri sebagai negara bebas dan berdaulat.

Baca Juga :   Zaman Keemasan Peradaban Islam Mencapai Puncaknya pada Masa Daulah Abbasiyah: Hal Ini Dipengaruhi oleh Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Peradaban; Di Antara Tokoh Ahli Tafsir Terkenal pada Masa Daulah Abbasiyah Adalah