Setelah berakhirnya masa Kekhalifahan Khulafaur Rasyidin, pemerintahan Islam digenggam oleh Dinasti Umayyah. Mereka mengambil alih kepemimpinan dalam periode 661-750 M dan menjadi dinasti pertama yang memerintah dunia Islam setelah era empat khalifah yang dikenal sebagai ‘Khulafaur Rasyidin.'
Dinasti Umayyah
Dinasti Umayyah berawal dari pemimpin mereka yang pertama, Muawiyah ibn Abi Sufyan, yang sebelumnya menjabat sebagai gubernur Suriah di bawah kekhalifahan Khulafaur Rasyidin. Muawiyah memainkan peran penting dalam sejarah Islam, terutama dalam menetapkan bentuk pemerintahan monarki hereditari yang kemudian akan diikuti oleh berbagai dinasti Muslim selanjutnya.
Pemerintahan Umayyah ditandai dengan perluasan teritorial yang signifikan. Mereka berhasil memperluas kekhalifahan Islam hingga ke Spanyol di barat dan ke India di timur. Selain itu, mereka membangun berbagai infrastruktur dan mencatatkan berbagai pencapaian ilmiah dan budaya yang signifikan.
Dalam hukum dan administrasi, dinasti Umayyah berusaha mempertahankan tradisi Arab dan Islam, tetapi juga mengadopsi praktek-praktek dan struktur administrasi Romawi dan Persia untuk memerintah provinsi-provinsi mereka yang beragam secara budaya.
Transisi ke Dinasti Abbasiah
Meskipun dinasti Umayyah telah berhasil memperluas wilayah Islam, mereka memiliki banyak tantangan, termasuk ketidaksetujuan internal dan pemberontakan yang dibangkitkan oleh perbedaan etnis dan sosial. Dinasti ini akhirnya jatuh pada tahun 750 M dan digantikan oleh Dinasti Abbasiah.
Dalam menempa suatu kekuasan, Abbasiah memanfaatkan ketidakpuasan terhadap Umayyah dan berhasil mendapatkan dukungan dari masyarakat yang kurang bahagia dengan kebijakan Umayyah, termasuk beberapa kelompok non-Arab.
Singkatnya, setelah berakhirnya masa Kekhalifahan Khulafaur Rasyidin, pemerintahan Islam berada dibawah kekuasaan Dinasti Umayyah, dan kemudian digantikan oleh Dinasti Abbasiah. Kedua dinasti ini memiliki peran penting dalam pembentukan dan perluasan dunia Islam seperti yang kita kenal sekarang.
