Tutup
News

Sistem Tanam Paksa Dan Hubungannya Dengan Landrentenstelsel

×

Sistem Tanam Paksa Dan Hubungannya Dengan Landrentenstelsel

Sebarkan artikel ini
Domain Java (1)
Domain Java (1)

Sebenarnya tanam paksa merupakan kelanjutan dari praktik pemerasan yang pernah dilakukan oleh Daendels sebelumnya, yaitu sewa tanah atau landrentenstelsel. Meskipun sering diasosiasikan dengan pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch yang menerapkannya dalam skala besar di Hindia Belanda pada abad ke-19, akar dari tanam paksa ini lebih dalam dan memiliki sejarah yang rumit.

Baca Juga :   Perjudian Selalu Meresahkan Masyarakat karena Mengganggu Ketenangan Warga. Oleh Karena Itu, Aparat Kepolisian Harus ….

Landrentenstelsel dalam Pemerintahan Daendels

Landrentenstelsel, atau sewa tanah, merupakan praktik yang diterapkan oleh Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda periode 1808-1811. ini melibatkan pemerasan atau pengumpulan hasil bumi dari petani dalam bentuk sewa tanah. Daendels mewajibkan petani Jawa membayar pajak atau sewa tanah dengan hasil pertanian mereka sendiri. Karena beratnya beban pajak dan rendahnya produktivitas pertanian, kondisi ekonomi rakyat jelata saat itu sangat menyedihkan.

Iklan
Baca Juga :   Deklarasi Djuanda pada Tanggal 13 Desember 1957 Menetapkan Batas Laut Teritorial Indonesia Sejauh

Van den Bosch dan Sistem Tanam Paksa

Setelah Daendels, Johannes van den Bosch berkuasa sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1830-1833. Dia mewarisi sistem Daendels, tetapi merasa perlu untuk mengubah dan memperluasnya menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai sistem tanam paksa atau cultuurstelsel. Sistem ini mewajibkan petani setempat untuk menanam komoditas tertentu seperti tebu, kopi, dan tembakau pada sebagian tanah yang mereka kelola, nantinya akan dibeli oleh pemerintah kolonial dengan harga yang rendah. Sistem ini bukan hanya merugikan petani, tetapi juga menyebabkan masalah dan sosial yang signifikan.

Baca Juga :   Tindakan Berikut yang Didorong oleh Motif untuk Berbuat Sosial Adalah

Implikasi Sosial dan dari Sistem Tanam Paksa

Sistem tanam paksa menyebabkan penurunan kesejahteraan petani dan kerusakan yang signifikan. Tanah menjadi kurang subur dan mengalami erosi karena ditanam dengan komoditas yang sama secara berulang-ulang. Dalam jangka panjang, sistem ini juga menyebabkan peningkatan ketegangan sosial yang antara lain berkontribusi pada terjadinya berbagai pemberontakan di berbagai daerah di Hindia Belanda.

Baca Juga :   Dalam Konsep Christaller, Suatu Tempat Sentral Merupakan Pusat Transportasi Optimum Jika Termasuk Kategori Hierarki

Kesimpulan

Sistem tanam paksa dan landrentenstelsel sama-sama berdampak buruk bagi masyarakat pribumi Hindia Belanda. Keduanya merupakan simbol dari eksploitasi kolonial dan menunjukkan sejauh mana kekuatan kolonial dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan petani. History pertanian di Indonesia telah terbentuk oleh praktik-praktik ini dan dampak mereka masih dapat dirasakan hingga saat ini dalam bentuk masalah dan kemiskinan di pedesaan.

Baca Juga :   Unsur Iklim yang Paling Berpengaruh Terhadap Terbentuknya Gurun