Strategi di level korporat adalah langkah-langkah yang dirancang oleh manajemen puncak perusahaan untuk menentukan arah organisasi secara keseluruhan. Strategi ini mencakup visi jangka panjang perusahaan, pengelolaan portofolio bisnis, dan bagaimana perusahaan menciptakan nilai di berbagai unit bisnisnya. Di bawah ini, akan dibahas beberapa jenis strategi di level korporat beserta contoh perusahaan yang mengimplementasikan strategi tersebut.
1. Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)
Strategi pertumbuhan bertujuan untuk memperluas operasi perusahaan, baik secara organik maupun anorganik. Perusahaan yang menerapkan strategi ini biasanya ingin meningkatkan pangsa pasar, memperluas jangkauan geografis, atau menambah lini produk.
Jenis Strategi Pertumbuhan:
- Pengembangan Pasar: Memasuki pasar baru dengan produk yang sudah ada.
- Pengembangan Produk: Mengembangkan produk baru untuk pasar yang sudah ada.
- Diversifikasi: Memasuki bisnis baru yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan bisnis utama.
Contoh:
- Apple Inc.: Apple menggunakan pengembangan produk sebagai strategi pertumbuhan. Contohnya, peluncuran produk seperti Apple Watch dan layanan seperti Apple Music menunjukkan bagaimana mereka terus memperluas lini produk mereka untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
- Amazon: Amazon mengadopsi diversifikasi dengan memperluas bisnis dari ritel daring ke layanan cloud computing (AWS), hiburan digital (Prime Video), dan bahkan perangkat keras seperti Kindle dan Echo.
2. Strategi Stabilitas (Stability Strategy)
Strategi stabilitas diadopsi oleh perusahaan yang puas dengan posisi saat ini dan lebih fokus pada mempertahankan kinerja yang sudah ada. Strategi ini sering digunakan dalam kondisi pasar yang stabil atau ketika perusahaan merasa tidak ada peluang besar untuk ekspansi.
Contoh:
- Coca-Cola: Coca-Cola sering menggunakan strategi stabilitas untuk lini produk intinya seperti minuman bersoda. Mereka lebih fokus pada pengoptimalan distribusi dan pemasaran daripada menambahkan produk baru secara agresif.
- McDonald's: McDonald's menjaga stabilitas dengan menjaga konsistensi menu di seluruh dunia, sembari meningkatkan efisiensi operasional seperti menggunakan teknologi otomatisasi di dapur mereka.
3. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)
Strategi diversifikasi melibatkan perluasan bisnis ke sektor baru, yang bisa saja terkait (related diversification) atau tidak terkait (unrelated diversification) dengan bisnis utama perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko dengan tidak bergantung pada satu jenis bisnis saja.
Jenis Diversifikasi:
- Diversifikasi Terkait: Perusahaan memasuki bisnis yang memiliki hubungan dengan bisnis utama mereka.
- Diversifikasi Tidak Terkait: Perusahaan memasuki bisnis yang benar-benar berbeda dari bisnis utama.
Contoh:
- Walt Disney Company: Disney menggunakan diversifikasi terkait dengan mengembangkan bisnis taman hiburan, studio film, dan media digital. Semua bisnis ini saling melengkapi dan mendukung merek Disney secara keseluruhan.
- Tata Group: Konglomerat asal India ini menggunakan diversifikasi tidak terkait, mengelola bisnis mulai dari otomotif (Tata Motors), teh (Tata Tea), hingga teknologi (Tata Consultancy Services).
4. Strategi Pemangkasan (Retrenchment Strategy)
Strategi ini digunakan ketika perusahaan menghadapi kesulitan finansial atau operasional. Tujuannya adalah untuk mengurangi kerugian, fokus pada bisnis inti, atau mereposisi perusahaan di pasar.
Jenis Retrenchment:
- Turnaround Strategy: Memperbaiki kinerja perusahaan dengan langkah-langkah seperti pemotongan biaya atau restrukturisasi organisasi.
- Divestasi: Menjual bagian dari bisnis yang kurang menguntungkan atau tidak strategis.
- Likuidasi: Menutup perusahaan atau unit bisnis secara keseluruhan.
Contoh:
- General Motors (GM): Selama krisis ekonomi 2008, GM menggunakan strategi turnaround dengan mengurangi jumlah merek mobil yang mereka tawarkan, seperti Pontiac dan Saturn, untuk fokus pada merek inti seperti Chevrolet dan Cadillac.
- Nokia: Setelah kehilangan pangsa pasar dalam bisnis ponsel, Nokia menjual unit bisnis ponselnya ke Microsoft dan beralih fokus ke teknologi jaringan.
5. Strategi Aliansi (Alliance Strategy)
Strategi aliansi melibatkan kerja sama antara dua atau lebih perusahaan untuk mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Ini bisa berbentuk joint venture, kemitraan strategis, atau kolaborasi lainnya.
Contoh:
- Starbucks dan PepsiCo: Starbucks bermitra dengan PepsiCo untuk mendistribusikan produk minuman kopi kemasan ke pasar internasional.
- Toyota dan BMW: Kedua perusahaan ini bekerja sama untuk mengembangkan teknologi kendaraan ramah lingkungan, seperti baterai untuk mobil listrik.
6. Strategi Internasionalisasi (Internationalization Strategy)
Perusahaan yang ingin memperluas operasi mereka ke pasar global mengadopsi strategi internasionalisasi. Strategi ini bertujuan untuk memanfaatkan peluang di pasar luar negeri dan diversifikasi geografis.
Contoh:
- Unilever: Perusahaan ini hadir di hampir setiap negara di dunia dengan portofolio produk yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Misalnya, mereka menawarkan produk perawatan kulit yang diformulasikan khusus untuk konsumen di Asia.
- Samsung: Samsung menggunakan strategi internasionalisasi dengan membuka pabrik dan pusat R&D di berbagai negara, serta menyesuaikan produk mereka dengan kebutuhan pasar lokal.
7. Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy)
Strategi ini melibatkan penguasaan atas rantai pasok, baik secara maju (forward integration) maupun mundur (backward integration). Tujuannya adalah untuk mengontrol kualitas, mengurangi biaya, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Contoh:
- Tesla: Tesla menggunakan integrasi vertikal maju dengan membuka toko ritel sendiri dan mengontrol proses distribusi, serta integrasi vertikal mundur dengan memproduksi baterai sendiri di Gigafactory mereka.
- Zara (Inditex): Zara mengontrol seluruh rantai pasoknya, mulai dari desain hingga distribusi, memungkinkan mereka untuk merespons tren mode dengan cepat.
Kesimpulan
Strategi di level korporat sangat penting untuk memastikan kesuksesan jangka panjang perusahaan. Pemilihan strategi yang tepat tergantung pada kondisi pasar, tujuan bisnis, dan kemampuan internal perusahaan. Dari strategi pertumbuhan hingga pemangkasan, masing-masing memiliki kekuatan dan tantangan tersendiri.
Dengan mempelajari contoh nyata seperti Apple, Coca-Cola, dan Tesla, perusahaan dapat mengambil inspirasi untuk merancang strategi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Strategi yang efektif tidak hanya akan meningkatkan daya saing tetapi juga menciptakan nilai bagi para pemangku kepentingan.