Sunan Bonang Berdakwah di Daerah Kediri yang Mayoritas Beragama Hindu, Di Sana Beliau Mendirikan Masjid Bernama…

Domain Java (1)
Domain Java (1)

Sunan Bonang, salah satu dari sembilan Wali Songo yang membantu penyebaran di tanah Jawa, dikenal karena pendekatannya yang lembut dan berusaha memahami keadaan masyarakat setempat. Salah satu sejarah yang mencolok ini adalah ketika beliau berdakwah di daerah Kediri, sebuah daerah yang pada saat itu mayoritas beragama Hindu.

Pertama, penting untuk memahami latar belakang Kediri saat itu. Kediri merupakan daerah yang kental dengan pengaruh budaya Hindu. Daerah ini dipenuhi oleh banyak candi dan tempat ibadah Hindu, dan orang-orangnya berpegang teguh pada ajaran Hindu. Sunan Bonang melihat ini bukan sebagai tantangan, melainkan sebagai peluang untuk menyebarluaskan pesan universal melalui dialog dan pemahaman bersama.

Sunan Bonang mengambil pendekatan yang unik dalam berdakwah. Dia menggunakan seni dan musik sebagai media dakwahnya, yang kemudian menjadi dasar Jawa yang dikenal dengan istilah “Gamelan”. Penghormatan kepada budaya setempat dan pemanfaatan seni sebagai media dakwah merupakan strategi yang efektif dan diterima dengan baik oleh masyarakat Kediri.

Selanjutnya, Sunan Bonang mendirikan sebuah masjid yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat dan dialog antar umat beragama. Masjid ini kemudian dikenal dengan nama Masjid Agung Kediri, yang berdiri tegak hingga kini dan menjadi saksi sejarah penyebaran oleh Sunan Bonang di daerah tersebut.

Mendirikan masjid di tengah masyarakat mayoritas Hindu adalah cara Sunan Bonang untuk memperkenalkan ajaran secara langsung dan halus kepada masyarakat. Masjid ini tidak hanya dijadikan tempat ibadah, tetapi juga dijadikan sebagai tempat diskusi dan tukar pikiran antara umat dan Hindu. Sunan Bonang berpendapat bahwa dialog dan pemahaman antar umat beragama adalah kunci dari penerimaan dan toleransi.

Sesuatu yang unik dari Masjid Agung Kediri adalah arsitekturnya yang menggabungkan unsur budaya Hindu dan Islam secara harmonis. Hal ini membuktikan bahwa Sunan Bonang sangat menghormati dan menghargai budaya lokal dan berusaha menerapkan prinsip-prinsip Islam tanpa mengubah budaya setempat.

Sejarah berdakwahnya Sunan Bonang di daerah Kediri ini menjadi saksi dari toleransi dan sikap inklusif Islam. Di tengah perbedaan dan budaya, Sunan Bonang dengan elegan mampu mengajarkan dengan cara yang halus dan penuh penghormatan. Kediri dan Masjid Agungnya menjadi monumen dari dakwahnya yang memiliki nilai histori dan toleransi yang sangat tinggi.

Pos terkait