Peristiwa Hijrah merupakan momen signifikan dalam sejarah Islam. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam membuat perjalanan dari Makkah ke Madinah, yang biasanya dikenal sebagai Hijrah, pada tahun 622 Masehi. Peristiwa ini sangat penting karena menandai titik balik dalam sejarah Islam dan menjadi dasar penentuan kalender Hijriah.
Kompani dalam Perjalanan
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan perjalanan ini bukanlah seorang diri. Dia ditemani oleh sahabat setianya, yang paling terkenal adalah Abu Bakr As-Siddiq Radhiyallahu Anhu.
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam memilih Abu Bakr As-Siddiq untuk menemaninya dalam perjalanan penting ini untuk berbagai alasan. Salah satu alasan adalah tingkat kepercayaan dan loyalitas yang ditunjukkan Abu Bakr kepada Nabi. Ketika Nabi mengumumkan kenabian, Abu Bakr merupakan salah satu orang pertama yang beriman tanpa keraguan dan setia mendukung Nabi di saat-saat baik maupun buruk. Karakter inilah yang membuat Nabi mempercayai Abu Bakr untuk mendampinginya dalam perjalanan ini.
Detail dari Perjalanan Hijrah
Perjalanan dari Makkah ke Madinah ini jauh dan berbahaya. Untuk menghindari kejaran dari suku Quraisy yang berusaha membunuh Nabi, mereka harus bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari dan malam.
Di sana, Abu Bakr As-Siddiq berperan penting dalam mengamankan kehidupan Nabi. Dikisahkan, Abu Bakr harus menutupi semua lubang pada gua dengan potongan kain yang dia bawa, dan ketika ada lubang yang tak dapat ditutupi kain, Abu Bakr menutupinya dengan kakinya. Ketika ada seekor binatang membuka lubang tersebut dan menyerang kaki Abu Bakr, beliau tak bergerak sedikit pun untuk tidak mengganggu tidur Nabi.
Kesimpulan
Dalam sejarah Islam, Hijrah memiliki arti penting. Ini bukan hanya tentang perpindahan geografis, tetapi juga simbol perubahan dari fase tersiksa menjadi fase yang lebih berkelanjutan dan berproduktif dalam sejarah Islam. Kehadiran Abu Bakr As-Siddiq pada perjalanan penting ini memperlihatkan loyalitas dan dedikasinya pada Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Kedekatan dan hubungan antara Nabi dan Abu Bakr selama perjalanan ini merepresentasikan semangat persaudaraan dan kasih sayang yang menjadi ciri khas ajaran Islam.