Arus listrik dalam sebuah sirkuit listrik merupakan parameter yang melukiskan seberapa banyak muatan yang bergerak melalui titik tertentu dalam suatu interval waktu. Secara matematis, arus listrik (I) dihitung sebagai perbandingan antara muatan listrik (Q) yang bergerak dan interval waktu (t) yang dibutuhkan. Persamaan ini ditulis sebagai I = Q / t.
Sebelum kita menentukan jumlah muatan yang berpindah, mari kita pahami terlebih dahulu tentang satuan dan konsep arus listrik.
Arus Listrik dan Satuannya
Arus listrik dinotasikan dengan I dan satuan SI-nya adalah ampere (A). Meskipun demikian, ampere adalah satuan yang cukup besar dalam penggunaan sehari-hari, oleh karena itu, seringkali kita menggunakan sub-unit bernama milliampere (mA), di mana 1 A = 1000 mA.
Menghitung Jumlah Muatan Yang Berpindah
Dalam kasus ini, kita mengetahui bahwa arus sebesar 10 mA mengalir dalam sebuah kawat penghantar selama 60 detik. Dikarenakan arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir per satuan waktu (dalam detik), kita bisa menghitung jumlah muatan yang berpindah dengan mengalikan arus yang mengalir dengan interval waktu.
Namun, kita harus mengubah satuan arus terlebih dahulu dari milliampere (mA) menjadi ampere (A) sebelum melakukan perhitungan, mengingat satuan standar muatan listrik dalam sistem SI adalah koloumb yang harus dipasangkan dengan ampere dan detik. Sebagai informasi, 1 mA = 0.001 A.
Dengan demikian, arus dalam ampere adalah 10 mA * 0.001 A/mA = 0.01 A.
Kemudian, kita dapat menghitung jumlah muatan yang berpindah (Q) dengan menggunakan persamaan Q = I * t sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
Sehingga,
Q = I * t Q = 0.01 A * 60 s Q = 0.6 C Jadi, jika arus listrik sebesar 10 mA mengalir pada sebuah kawat penghantar selama 60 detik, jumlah muatan yang berpindah pada kawat penghantar adalah sebesar 0.6 Coulomb.
Sekian untuk penjelasan mengenai pertanyaan ini. Semoga membantu dan bisa dipahami dengan mudah.
