Berikut yang Bukan Karakteristik Ideologi Pancasila yang Membedakannya dengan Ideologi-Ideologi yang Lain adalah

Pancasila sebagai ideologi negara dan bangsa Indonesia memiliki karakteristik yang sangat khas dan unik yang membedakannya dengan ideologi-ideologi lain di dunia. Beberapa karakteristik tersebut di antaranya adalah fleksibilitas dan universalitas isinya, berdasarkan kemanusiaan dan keadilan sosial, serta berorientasi kepada semangat gotong-royong dan musyawarah. Namun, sepanjang berjalannya diskusi pada pertemuan ini, akan dijelaskan karakteristik apa saja yang bukan merupakan atribut dari Pancasila.

Namun, kita patut mengapresiasi bahwa ada sejumlah karakteristik atau fitur yang tidak berlaku untuk Pancasila, yang melainkan lebih sering dihubungkan dengan ideologi lain. Mengetahui hal ini akan memperjelas apa yang membuat Pancasila berbeda dan unik.

Sebagai Doktrin yang Kaku

Ideologi Pancasila bukanlah doktrin yang kaku atau rigid. Pancasila sebagai dasar negara bukanlah suatu dogma yang tidak bisa dirubah atau ditafsirkan ulang sesuai dengan perkembangan zaman. Meski memiliki lima sila yang harus dipahami dan dijunjung oleh setiap warga negara Indonesia, Pancasila memungkinkan interpretasi dan pengaplikasian yang kontekstual dan dinamis sesuai perubahan zaman.

Otoritarianisme

Berbeda dengan beberapa ideologi lain, Pancasila tidak mengadvokasi atau mendukung otoritarianisme atau dominasi oleh sekelompok orang tertentu. Pancasila berlandaskan pada semangat demokrasi dan partisipasi tujuh warga negara dalam berbagai aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Pada dasarnya, Pancasila melandaskan diri pada prinsip kerakyatan dan keadilan sosial.

Etnosentrisme

Pancasila bukanlah ideologi yang menganut ethnosentrisme atau paham yang meletakkan suku, ras, etnis, atau kelompok tertentu di atas kelompok lain. Pancasila mendasarkan diri pada Bhineka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Jadi, Pancasila tidak mendukung adanya diskriminasi atau penonjolan satu kelompok diatas kelompok lain.

Ekstremitas

Pancasila juga bukan ideologi yang ekstrem. Pancasila tidak memihak kepada ekstrim kiri (komunisme) maupun ekstrim kanan (fasis). Pancasila menganut paham yang moderat, yang berada di tengah-tengah antara individualisme dan kolektivisme, antara liberalisme dan sosialisme.

Intoleransi

Terakhir, karakteristik yang juga bukan atribut dari Pancasila adalah intoleransi. Pancasila sangat mengedepankan sikap toleransi terhadap perbedaan, baik itu perbedaan agama, suku, ras, etnik, maupun golongan.

Intinya, karakteristik-karakteristik ideologi yang disebutkan di atas adalah karakteristik yang bukan dari Pancasila, dan ini membantu menggambarkan Pancasila dengan lebih jelas sebagai ideologi yang unik, fleksibel, inklusif, dan moderat, yang dirancang untuk mengintegrasikan berbagai kepentingan dan aspirasi warga negara dengan cara yang seimbang dan adil.