Contoh Naskah Drama 5 Orang – Pentas drama merupakan pertunjukkan yang menyenangkan. Pelajaran tentang membuat naskah drama biasanya sudah dipelajari sejak sekolah dasar untuk melatih peran dan dialog. Berikut ini adalah dua contoh naskah drama 5 orang yang bisa dipraktekkan bersama teman-teman di sekolah.
Meskipun drama idealnya dilakukan lebih dari 5 orang, namun jika kelompok drama kamu hanya 5 orang juga tetap bisa kok.
Tenang, kesuksesan sebuah drama tidak hanya ditentukan oleh jumlah pemerannya saja, namun naskah juga harus dibuat semaksimal mungkin agar alur cerita nya menarik.
2 Contoh Naskah Drama 5 Orang
1. Contoh Naskah Drama 5 Orang Belajar dan Mencontek
Di suatu pagi, Ratih pergi ke sekolah lebih awal daripada biasanya. Selain karena tugas piket, ia juga belum mengerjakan tugas mata pelajaran Fisika. Ia datang ke kelas dengan tergopoh-gopoh karena berlari. Waktu menunjukkan pukul 06.10.
Ratih : Hai teman-teman! (menyapa di pintu sambil mengatur nafas)
Di kelas, sudah ada 2 orang lainnya yaitu Andi dan Disa. Mereka berdua sedang sibuk menulis sesuatu.
Andi: Ratih, udah ngejarin tugas belum?
Ratih: Belum nih! (Ratih masuk ke kelas, menaruh tas di mejanya, lalu mengeluarkan buku tulis) Aku nyontek tugas dong!
Andi: Kita berdua juga belum ngerjain sama sekali. Susah nih!
Disa: Aku kira Andi udah. (Berbicara dengan nada menyindir)
Ratih: Andi aja yang pintar belum ngerjain, gimana aku? (Mengucapkan dengan nada mengeluh sambil duduk di samping Disa)
Disa: Nyontek ke siapa ya kira-kira?
Andi: Coba nanti tungguin Damar, deh. Kayanya dia udah.
Disa: Iya juga ya, dia ga akan pelit buat ngasih contek kalau memang beneran udah ngerjain.
Ratih: Kenapa sih tugasnya susah banget? Aku tuh kemarin nanya ke kakak kelas, mereka pun kebingungan.
Andi: Sama! Aku sudah chat ke kakak Rina, yang sekretaris OSIS. Padahal dia menang olimpiade, tapi tetap aja gak bisa jawab.
Disa: Kayanya bukan gak bisa jawab deh, dia emang agak jutek gitu, ya kan Ratih? (Menengok ke Ratih, meminta persetujuan).
Ratih: Bener banget!
Tidak lama berselang, Damar yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang. Damar tersenyum sumringah.
Damar: Nungguin aku ya? (Nada menyindir sambil duduk di kursinya)
Andi: Tau aja! Mana?
Damar: Bedain dikit jawabannya ya! Biar gak ketauan sama Ibu Erna. (Mengeluarkan buku Fisikanya, lalu diberikan ke Andi).
Ratih: Hore hore!
Andi, Disa dan Ratih langsung sibuk menyalin tugas yang dikerjakan oleh Damar. Sementara Damar mulai mengambil sapu karena hari ini adalah jadwal piketnya. Karena tugasnya cukup banyak dan berupa esai, mereka mencontek hingga 5 menit sebelum bel berbunyi.
-teeet – teeet –
Tak butuh waktu lama setelah bel berbunyi, Ibu Erna yang merupakan guru Fisika datang sambil membawa beberapa buku. Semua murid di kelas langsung terdiam.
Ibu Erna: Kumpulkan tugas minggu lalu, ya? (Memerintah sambil berdiri di depan pintu, lalu duduk di meja guru)
Andi: Beri salam!
Murid-murid: Selamat pagi, Ibu Erna!
Ibu Erna: Pagi.
Murid-murid pun mengumpulkan tugasnya. Ibu Erna tidak langsung mengajarkan materi di hari itu, melainkan memerika tugas yang dikumpulkan murid-murid.
Ibu Erna: Yang mencontek temannya maju ke depan. Yang memberi contek juga. Sebelum ibu panggil dan hukumannya ibu perberat.
Andi: (menengok ke Ratih)
Ratih: (mengedipkan mata, ketakutan)
Disa: (mulai gugup karena takut)
Damar: Duh! Gawat nih. (Menepuk kening)
Ibu Erna: Satu… Dua…
Andi, Ratih, Disa dan Damar maju ke depan kelas karena merasa bersalah dan takut hukuman berat.
Ibu Erna: (melirik empat murid) Kenapa mencontek? Tugasnya susah?
Andi: Susah banget, Bu.
Ibu Erna: Padahal kalau jawabannya salah, Ibu tidak marah. Ibu lebih senang kalau kalian salah menjawab daripada mencontek. Seperti biasa ya hukumannya.
Empat murid tersebut sudah paham hukuman yang sudah disepakati di awal semester bahwa mereka perlu berlari keliling lapangan sebanyak empat putaran. Kelas lain pun melihat ke arah mereka sambil bersorak.
Ratih: Ih malu banget aku tuh.
Disa: Jangan sampai ada yang fotoin aku dan dikirim ke mama, aku bisa dimarahin.
Andi: (sibuk menghitung jumlah putaran).
Damar: Ini namanya aku ikut masuk ke jurang sama kalian, kawan.
2. Contoh Naskah Drama 5 Orang tentang Keluarga
Nisa lahir dari keluarga yang biasa-biasa saja. Dia memiliki dua orang adik, berusia 13 dan 10 tahun. Suatu ketika, dia pulang dengan lesu karena di sekolah tadi membicarakan karya wisata. Nisa tidak yakin orang tuanya memiliki uang hingga Rp1.500.000,00 sementara tabungannya hanya ada Rp700.000,00.
Nisa: (masuk ke kamar, murung. Ada dua adiknya yang sedang mengobrol di kamar karena mereka bertiga tidur di kamar yang sama).
Bila: Kakak kenapa?
Nanda: Ada masalah ya di sekolah?
Nisa: (tidak yakin untuk menceritakan soal karyawisata ini ke adiknya) Kakak nggak kenapa-kenapa. Kakak cuma capek. Bapak sama ibu sudah pulang dari pasar belum?
Nanda: Sudah tadi. Kayanya mereka ada di dapur, lagi siapin bahan jualan buat besok.
Nisa: Oh? Kakak mau ketemu bapak sama ibu dulu deh. (beranjak dari kamar, pergi ke dapur untuk bertemu dengan orang tuanya).
Bapak dan ibu bekerja sebagai penjual sate di pasar setiap pagi hingga siang. Di sore hari, mereka sibuk menyiapkan potongan ayam, bumbu, dan tusuk sate untuk dijual pada esok hari.
Bapak: Eh kamu udah pulang, Nis? Kok bapak gak denger salam?
Nisa: (cium tangan bapak dan ibu) Bu, Pak. Nisa mau ngomong. Tapi dengerin dulu yah.
Ibu: Ada apa? Kamu dinakalin temen?
Nisa: (menggeleng) Sebenernya nanti Nisa mau karya wisata ke Yogyakarta Bu. Bayarnya sejuta lima ratus ribu. Nisa udah nabung tapi baru setengahnya. Nisa takut minta uang sama bapak ibu karena Nisa tau bapak ibu lagi banyak pengeluaran. Apa Nisa enggak usah ikut aja ya?
Ibu: Bayar paling telat kapan? (Terlihat panik karena tidak ada uang dalam jumlah banyak)
Nisa: Lusa, Bu. Belum lagi persiapannya. Uang buat selama di sana juga. (Mulai menangis). Nisa enggak mau nyusahin bapak sama ibu.
Nanda dan Bila: (menguping pembicaraan dari kamar)
Bapak: Nanti bapak cari pinjaman ya, nanti malam. Insya Allah bapak dapat uangnya.
Nisa: (menggeleng) Gak usah Pak kalau pinjam. Nisa cuma mau cerita ini aja ke bapak ibu. Takutnya bapak ibu tau teman-teman berangkat, sementara Nisa enggak. Yang penting Nisa bisa bayar SPP dan ada ongkos untuk pergi ke sekolah, sudah cukup. Nisa mau siap-siap ngaji dulu ya Pak Bu. (Pergi dari dapur)
Bapak dan Ibu: (bingung melihat Nisa dan bingung mencari uang)
Nisa: (masuk ke kamar sambil menyeka air mata, lalu kaget melihat Nanda dan Billa menyodorkan celengan)
Nanda: Kakak pake uangku aja.
Billa: Iya, pake uangku juga. Uang tabunganku sudah banyak kok.
Nanda: (memeluk Nisa) Kak Nisa jangan sedih.
Billa: (ikut memeluk kedua saudaranya) Iya, kakak jangan sedih.
Nisa: (makin menangis karena terharu) Terima kasih ya. Nanti uang tabungan kalian kakak ganti setelah pulang karya wisata. Oke?
Nanda dan Billa: Oke!
Dua contoh naskah drama 5 orang di atas bisa Anda praktekkan bersama teman-teman. Durasi drama di atas sangat singkat, namun menyimpan amanat bagi para penonton. Anda bisa menambahkan dialog yang relevan jika diperlukan.