Ki Hadjar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia, meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak. Setiap periode usia anak memiliki kekhususan yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam proses belajar. Dalam pandangannya, setiap fase perkembangan anak membawa karakteristik unik yang memerlukan pendekatan yang berbeda dalam pendidikan.
Salah satu periode penting dalam perkembangan anak adalah periode wirama. Pada periode ini, anak mulai menata bagaimana masa depannya agar senantiasa seirama dengan sesama dan semesta. Mereka mulai menyadari peran mereka dalam masyarakat dan lingkungan, serta bagaimana membawa diri sebagai manusia yang merdeka. Anak-anak pada fase ini semakin memahami bahwa hidup mereka adalah milik mereka sendiri, dan mereka memiliki tanggung jawab terhadap negara, bangsa, dan tanah air mereka.
### Peran Guru dalam Periode Wirama
Pada periode wirama, peran guru sangat krusial dalam membantu anak menebalkan jati dirinya di tengah masyarakat. Berikut adalah beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru pada periode ini:
1. **Mengembangkan Kesadaran Sosial dan Lingkungan:**
Guru perlu menanamkan nilai-nilai sosial dan kesadaran lingkungan kepada siswa. Ini bisa dilakukan melalui berbagai aktivitas yang melibatkan kerja sama, diskusi kelompok, serta proyek-proyek yang berhubungan dengan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
2. **Mendorong Kemandirian:**
Guru harus mendorong anak untuk menjadi individu yang mandiri. Ini termasuk memberi mereka tanggung jawab yang lebih besar dalam tugas-tugas sehari-hari dan memberikan kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dalam batas-batas yang aman. Tujuannya adalah untuk mengajarkan mereka bahwa mereka memiliki kontrol atas hidup mereka dan bahwa keputusan mereka memiliki konsekuensi.
3. **Mengajarkan Kepemimpinan dan Kerja Sama:**
Periode wirama adalah waktu yang tepat untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan kerja sama. Guru bisa melibatkan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti organisasi siswa, klub, dan tim olahraga yang mengajarkan mereka bagaimana memimpin, bekerja sama, dan menghargai perbedaan.
4. **Mengintegrasikan Pendidikan Karakter:**
Pendidikan karakter harus menjadi bagian integral dari kurikulum. Guru harus secara aktif mengajarkan nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, dan rasa hormat. Ini bisa dilakukan melalui cerita, permainan peran, dan refleksi.
5. **Memberikan Ruang untuk Ekspresi Diri:**
Anak-anak perlu ruang untuk mengekspresikan diri mereka. Guru bisa mendukung ini melalui kegiatan seni, drama, musik, dan tulisan kreatif. Ekspresi diri membantu anak memahami dan meneguhkan identitas mereka.
6. **Menghubungkan Pembelajaran dengan Kehidupan Nyata:**
Guru harus mengaitkan pembelajaran dengan situasi kehidupan nyata. Ini bisa dilakukan melalui pembelajaran berbasis proyek, studi kasus, atau kunjungan lapangan yang menunjukkan bagaimana pengetahuan yang mereka pelajari di kelas berlaku di dunia nyata.
7. **Memberikan Contoh yang Baik:**
Guru harus menjadi teladan yang baik bagi siswa. Sikap dan perilaku guru di kelas akan sangat mempengaruhi bagaimana siswa memandang dunia dan peran mereka di dalamnya.
### Kesimpulan
Periode wirama adalah fase penting dalam perkembangan anak di mana mereka mulai menyadari dan menata masa depan mereka. Guru memiliki peran vital dalam membimbing mereka untuk menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan sadar akan peran mereka dalam masyarakat dan lingkungan. Dengan pendekatan yang tepat, guru dapat membantu anak menebalkan jati diri mereka dan mempersiapkan mereka untuk masa depan yang cerah dan seirama dengan sesama dan semesta.