Tutup
Sekolah

Kunci Jawaban PMM Disiplin Positif Modul 1: Bolehkah Memaksa?

×

Kunci Jawaban PMM Disiplin Positif Modul 1: Bolehkah Memaksa?

Sebarkan artikel ini
Kunci Jawaban PMM Disiplin Positif Modul 1 Bolehkah Memaksa
Kunci Jawaban PMM Disiplin Positif Modul 1 Bolehkah Memaksa

Soal dan Kunci Jawaban PMM Disiplin Positif Modul 1 tentang Bolehkah Memaksa – Pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dan pengembangan dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka, yang memberikan kebebasan lebih bagi pendidik dalam menentukan cara yang tepat dalam mengajar dan mendidik peserta didik.

Salah satu komponen penting dari Kurikulum Merdeka adalah Platform Merdeka Mengajar (PMM), yang membantu para guru memahami dan mengimplementasikan berbagai prinsip dan metodologi dalam proses pendidikan.

Iklan

Salah satu topik yang diangkat dalam PMM adalah Disiplin Positif, yang menekankan pentingnya mendidik siswa dengan cara yang penuh rasa hormat, bijaksana, dan tanpa menggunakan paksaan.

Dalam PMM Disiplin Positif Modul 1, para guru diperkenalkan dengan berbagai cara untuk mengelola kelas dengan pendekatan yang lebih humanis, menggantikan penggunaan metode hukuman dan pemaksaan yang kerap kali tidak efektif. Modul ini juga memberikan panduan tentang pentingnya mengajarkan disiplin melalui pemahaman dan bukan dengan paksaan.

Pada artikel ini, kami akan membahas soal dan kunci jawaban dari PMM Disiplin Positif Modul 1 yang bertemakan “Bolehkah Memaksa?”, serta mengulas lebih dalam mengapa pemaksaan bukanlah pendekatan yang tepat dalam mendisiplinkan siswa.

Mengapa Memaksa Tidak Efektif dalam Pendidikan?

Dalam dunia pendidikan, pemaksaan sering kali digunakan oleh beberapa guru atau orang tua dengan tujuan agar anak-anak atau siswa mengikuti aturan atau mencapai tujuan tertentu. Namun, pemaksaan bukanlah pendekatan yang mendidik, dan sering kali membawa dampak negatif yang lebih besar dibandingkan manfaatnya. Di dalam Modul 1 Disiplin Positif, dijelaskan bahwa pemaksaan berfokus pada kepatuhan yang bersifat eksternal, yang tidak mengarah pada perubahan perilaku yang mendalam.

Baca Juga :   Sebelum Tahun Ajaran Baru Dimulai, Pak Seno Menggali Informasi Tentang Kebutuhan dan Kemampuan Siswa untuk Merancang Pembelajaran ke Depannya

1. Kepatuhan Eksternal vs. Internal

Pemaksaan biasanya hanya menghasilkan kepatuhan eksternal, yaitu siswa mengikuti aturan atau perintah hanya untuk menghindari hukuman atau mendapatkan imbalan. Namun, hal ini tidak mengembangkan sikap disiplin yang berbasis pada pemahaman dan rasa tanggung jawab pribadi. Siswa yang hanya mematuhi aturan untuk menghindari konsekuensi cenderung tidak memiliki kesadaran penuh tentang mengapa aturan tersebut ada dan mengapa mereka harus mengikuti aturan tersebut. Sebaliknya, disiplin yang baik harus mencakup perubahan perilaku yang berbasis pada pemahaman internal dan rasa tanggung jawab.

2. Dampak Negatif pada Hubungan Guru-Siswa

Pemaksaan dapat merusak hubungan antara guru dan siswa. Siswa mungkin merasa dihukum, ditekan, atau tidak dihargai, yang dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman atau bahkan ketidakharmonisan. Padahal, hubungan yang sehat dan positif antara guru dan siswa sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

3. Meningkatkan Risiko Pemberontakan

Baca Juga :   Berikut Ini Yang Bukan Peran Kepala Sekolah Dalam Siklus Peningkatan Praktik Kinerja, Yaitu

Alih-alih mendisiplinkan, pemaksaan dapat memicu perlawanan dari siswa. Mereka mungkin merasa tidak dihargai atau bahkan memberontak untuk menunjukkan bahwa mereka tidak bisa dipaksa. Tindakan ini justru memperburuk masalah dan memperpanjang ketidakpatuhan.

Prinsip Disiplin Positif

Disiplin positif, yang dipaparkan dalam PMM Disiplin Positif Modul 1, adalah pendekatan yang menekankan pada pengajaran dan pengembangan karakter siswa dengan cara yang lebih mendidik dan penuh kasih sayang. Berikut adalah beberapa prinsip dasar disiplin positif yang bisa diterapkan oleh para guru:

1. Fokus pada Pengajaran dan Pengembangan Karakter

Disiplin positif bertujuan untuk mengajarkan siswa mengapa tindakan mereka penting dan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi orang lain. Alih-alih memaksa siswa untuk patuh, guru mengajak siswa untuk berdiskusi dan memahami akibat dari perilaku mereka, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.

2. Konsistensi dan Ketegasan dalam Menegakkan Aturan

Disiplin positif mengajarkan pentingnya konsistensi dalam menegakkan aturan. Aturan yang jelas dan konsisten membantu siswa memahami apa yang diharapkan dari mereka, dan mereka akan merasa lebih nyaman dalam mengikuti aturan tersebut tanpa merasa tertekan atau dipaksa. Guru juga perlu menunjukkan ketegasan dalam menegakkan aturan tersebut dengan cara yang adil dan bijaksana.

3. Menghargai Emosi dan Perasaan Siswa

Dalam pendekatan disiplin positif, penting bagi guru untuk menghargai perasaan dan emosi siswa. Memahami perasaan siswa membantu guru memberikan dukungan yang sesuai dan membantu siswa untuk mengelola perasaan mereka dengan cara yang positif.

Baca Juga :   40 Soal PTS PJOK Kelas 4 Semester 2 Lengkap Jawabannya

4. Konsekuensi yang Logis dan Proporsional

Alih-alih memberikan hukuman yang keras, disiplin positif lebih mengutamakan penerapan konsekuensi yang logis dan proporsional terhadap tindakan siswa. Konsekuensi ini bertujuan untuk memberikan pelajaran kepada siswa tanpa menimbulkan perasaan tertekan atau takut.

Soal dan Kunci Jawaban PMM Disiplin Positif Modul 1 tentang Bolehkah Memaksa?

Dalam modul ini, terdapat beberapa soal yang menguji pemahaman tentang konsep disiplin positif dan pemaksaan. Berikut adalah soal-soal yang termasuk dalam PMM Disiplin Positif Modul 1 dan kunci jawabannya.

1. Menurut Diane Gossen, ada tiga alasan manusia dalam berperilaku. Berikut ini manakah yang BUKAN merupakan alasan manusia dalam berperilaku?

A. Menghindari rasa sakit
B. Mendapatkan kebahagiaan
C. Mengharapkan penghargaan
D. Menjadi orang yang diinginkan

Jawaban: B

Menurut Diane Gossen, ada tiga alasan utama manusia dalam berperilaku: menghindari rasa sakit, mengharapkan penghargaan, dan menjadi orang yang diinginkan. Mendapatkan kebahagiaan tidak termasuk dalam alasan utama ini.

2. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru agar murid-muridnya memiliki disiplin diri adalah…

Baca Juga :   Mengapa Sikap Menghargai Perbedaan Dianggap Kunci Utama Terciptanya Harmoni dalam Kehidupan Bermasyarakat?

A. Mengingatkan murid-murid secara rutin dan terus menerus akan peraturan sekolah
B. Menegakkan peraturan dengan cara memberikan hadiah bagi murid yang paling disiplin
C. Berdiskusi secara terbuka dengan murid bagaimana mereka bisa memperbaiki kesalahan yang mereka buat
D. Senantiasa memantau muridnya dan mengingatkan pada saat ada perilaku yang tidak sesuai dengan peraturan

Jawaban: C

Disiplin positif mengajarkan bahwa lebih baik bagi guru untuk berdiskusi dengan siswa secara terbuka mengenai kesalahan yang telah mereka buat dan bagaimana cara memperbaikinya. Ini mendorong siswa untuk memiliki rasa tanggung jawab dan pengertian terhadap perilaku mereka.

3. Manakah pilihan di bawah ini yang merupakan contoh perilaku memaksa oleh guru ke murid?

A. Menambah nilai sebesar 10 poin untuk pengumpulan tugas tepat waktu
B. Mengurangi nilai sebesar 10 poin untuk keterlambatan pengumpulan tugas
C. Menambah nilai sebesar 15 poin untuk pengumpulan tugas sebelum batas waktu
D. Semua jawaban benar

Jawaban: B

Mengurangi nilai untuk keterlambatan pengumpulan tugas adalah bentuk pemaksaan yang dapat mengarah pada kepatuhan eksternal dan bukan pada pemahaman terhadap pentingnya ketepatan waktu.

4. Perilaku memaksa TIDAK efektif untuk melatih murid untuk disiplin, karena…

A. Bersifat eksternal
B. Ada konsekuensi langsung yang diterima
C. Mendapatkan kepatuhan yang segera
D. Perubahan perilaku langsung terlihat

Baca Juga :   Kegiatan yang Perlu Dicatat oleh Kepala Sekolah Saat Observasi

Jawaban: A

Perilaku memaksa tidak efektif karena lebih bersifat eksternal, yaitu mengandalkan penghargaan atau hukuman daripada pengembangan disiplin yang berbasis pada kesadaran dan pemahaman siswa.

Kesimpulan

Disiplin positif merupakan pendekatan yang lebih humanis dan efektif dalam mendidik siswa. Dengan menghindari pemaksaan dan lebih fokus pada pengembangan karakter dan pemahaman siswa, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif. Melalui penerapan disiplin positif, siswa tidak hanya belajar untuk mengikuti aturan, tetapi juga untuk memahami alasan di balik aturan tersebut, yang akhirnya membantu mereka menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab.

Dalam PMM Disiplin Positif Modul 1, kita belajar bahwa pemaksaan bukanlah cara yang efektif untuk mendisiplinkan siswa. Sebaliknya, pendekatan yang lebih mendidik dan berbasis pada pengajaran, konsekuensi yang logis, dan komunikasi terbuka adalah kunci untuk menciptakan disiplin yang positif dan berkembang secara holistik.

Penerapan disiplin positif di kelas bukan hanya mengajarkan siswa untuk mematuhi aturan, tetapi juga membantu mereka untuk memahami nilai-nilai penting dalam kehidupan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Sebagai pendidik, kita harus terus berusaha untuk membangun hubungan yang sehat dengan siswa dan mengajarkan mereka cara-cara yang lebih baik dalam menghadapi tantangan hidup.