Tutup
Education

Tokoh-Tokoh Berikut Merupakan Perumus Kata-Kata yang Menjadi Isi Pancasila Kecuali

×

Tokoh-Tokoh Berikut Merupakan Perumus Kata-Kata yang Menjadi Isi Pancasila Kecuali

Sebarkan artikel ini
Tokoh Tokoh Berikut Merupakan Perumus Kata Kata yang Menjadi Isi Pancasila Kecuali
Tokoh Tokoh Berikut Merupakan Perumus Kata Kata yang Menjadi Isi Pancasila Kecuali
   

Domainjava.com - Berikut penjelasan Tokoh-Tokoh Berikut Merupakan Perumus Kata-Kata yang Menjadi Isi Pancasila Kecuali, salah satu artikel yang paling populer di tags.

Penelusuran terkait Tokoh-Tokoh Berikut Merupakan Perumus Kata-Kata yang Menjadi Isi Pancasila Kecuali kami sajikan di artikel ini lengkap.

Bagi pembaca Domainjava.com yang ingin megetahui Tokoh-Tokoh Berikut Merupakan Perumus Kata-Kata yang Menjadi Isi Pancasila Kecuali bisa klik di kategori Education yang ada di blog sederhana ini.

Dengan membaca artikel kami yang berjudul Tokoh-Tokoh Berikut Merupakan Perumus Kata-Kata yang Menjadi Isi Pancasila Kecuali kami berharap anda mendapat jawaban yang sesuai harapan. Dari pada penasaran, yuk langsung simak dibawah ini.      

Pancasila adalah dasar negara dan filsafat bangsa Indonesia yang diproklamasikan oleh Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia, pada 1 Juni 1945. Pancasila merupakan hasil dari pemikiran dan diskusi panjang lebar dari para tokoh-tokoh pendirian negara. Namun, ada beberapa tokoh yang sering keliru disebut sebagai perumus kata-kata yang menjadi isi Pancasila. Artikel ini akan membahas tentang beberapa tokoh tersebut.

Baca Juga :   Keadaan yang Telah Berlangsung Lama dalam Catatan Sejarah Kehidupan Manusia Merupakan Gejala Dari

Tokoh Perumus

Pancasila dirumuskan oleh beberapa orang yang di antaranya adalah:

Iklan

1. Soekarno

Soekarno adalah orang yang pertama kali mengusulkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Ia menyampaikannya dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.

2. Dewan Perumus

Begitu Pidato Soekarno selesai, dibentuklah Dewan Pertimbangan yang dikenal sebagai Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dewan ini meliputi beberapa tokoh seperti Muhammad Yamin dan Ahmad Subardjo yang merumuskan dan mempertimbangkan konsep dasar negara yang diusulkan oleh Soekarno.

Baca Juga :   Bakteri Pengikat Nitrogen yang Hidup Bersimbiosis dengan Polong-polongan

3. Panitia Sembilan

10 hari menjelang kemerdekaan, dibentuklah Panitia Sembilan yang bertujuan untuk merumuskan kembali Pancasila. Para tokoh dalam panitia ini antara lain Soekarno, Mohammad Hatta, AA Maramis, dan Ki Hajar Dewantara.

Tokoh yang Bukan Merupakan Perumus

1. Mohammad Hoesni Thamrin

Mohammad Hoesni Thamrin adalah seorang politisi dan aktivis nasionalis Indonesia. Meski berperan penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia, Thamrin tidak termasuk dalam panitia yang merumuskan isi Pancasila.

Baca Juga :   8 Alasan Mengapa Indonesia Disebut Negara Maritim dan Agraris

2. Bung Karno (Soekarno)

Walaupun Soekarno diakui sebagai pencetus ide Pancasila, orang yang merumuskan kata-kata yg menjadi Pancasila adalah Muhammad Yamin dan Soebardjo, bukan Soekarno. Soekarno hanya membacakan hasil dari rumusan panitia tersebut.

Jadi, jawabannya apa? Tokoh-tokoh yang bukan merupakan perumus kata-kata yang menjadi isi Pancasila antara lain adalah Mohammad Hoesni Thamrin dan Soekarno (dalam kapasitas sebagai perumus kata-kata Pancasila). Meskipun tokoh-tokoh ini memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, mereka bukan merupakan perumus kata-kata yang menjadi isi Pancasila.

Demikian pembahasan Domainjava.com tentang Tokoh-Tokoh Berikut Merupakan Perumus Kata-Kata yang Menjadi Isi Pancasila Kecuali, terimakasih dan semoga bermanfaat. Sampai berjumpa kembali di postingan selanjutnya.

Penulis : Domain java

Editor : Domainjava.com

Sumber : Dari berbagai sumber terpercayaDisclaimer

Disclaimer: Artikel tentang Tokoh-Tokoh Berikut Merupakan Perumus Kata-Kata yang Menjadi Isi Pancasila Kecuali dihasilkan dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan disusun untuk tujuan edukatif. Apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian informasi, hal tersebut bukan merupakan kesengajaan dari penulis. Mohon digunakan sebagai referensi awal dan tetap disarankan untuk melakukan verifikasi lebih lanjut.