Apabila ternyata saat wawancara guru belum memiliki pengalaman untuk digali, hal apa yang dapat dilakukan kepala sekolah? Proses wawancara bagi seorang guru seringkali menjadi momen penting untuk menilai kompetensi dan kesiapan dalam menjalankan tugas-tugas pengajaran.
Salah satu aspek yang bisa diuji dalam wawancara adalah pengalaman guru dalam melakukan berbagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran, termasuk restitusi. Restitusi sendiri adalah kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk memperbaiki hasil belajar mereka, baik dalam bentuk tugas maupun ujian. Namun, tidak jarang ditemui situasi di mana seorang guru belum memiliki pengalaman langsung terkait dengan kegiatan restitusi ini.
Bagi kepala sekolah, hal ini bukanlah sebuah hambatan, melainkan sebuah peluang untuk memberikan pembinaan dan dukungan kepada guru tersebut. Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah memegang peranan penting dalam memfasilitasi perkembangan kompetensi guru, terutama bagi mereka yang mungkin belum memiliki pengalaman yang cukup dalam melaksanakan kegiatan restitusi.
Berbagai langkah strategis dapat diambil untuk memberikan pengalaman, pemahaman, dan keterampilan yang dibutuhkan oleh guru agar mereka dapat menjalankan tugas dengan baik.
Soal: Apabila ternyata saat wawancara guru belum memiliki pengalaman untuk digali, hal apa yang dapat dilakukan kepala sekolah?
- Guru bisa menulis laporan atas kejadian saat melakukan restitusi tersebut lalu kepala sekolah memberi penilaian
- Kepala sekolah memberikan jadwal piket kepada guru untuk memberi banyak pengalaman bagi guru melakukan restitusi
- Guru bisa menceritakan kejadian saat melakukan restitusi setelahnya lalu kepala sekolah memberi penilaian
- Guru bisa meminta kepala sekolah menanyakan pendapat ke guru lain lalu kepala sekolah memberi penilaian
Jawaban:
Dari pilihan yang diberikan, tindakan yang paling tepat untuk dilakukan kepala sekolah jika guru belum memiliki pengalaman yang cukup untuk digali dalam wawancara adalah:
“Kepala sekolah memberikan jadwal piket kepada guru untuk memberi banyak pengalaman bagi guru melakukan restitusi.”
Dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk lebih banyak terlibat dalam kegiatan yang relevan (seperti restitusi), kepala sekolah dapat memberikan pengalaman langsung yang diperlukan untuk membantu guru mengembangkan keterampilannya dalam hal tersebut. Setelah mendapatkan pengalaman, barulah kepala sekolah bisa memberikan penilaian yang lebih objektif berdasarkan kinerja aktual guru.
Dalam artikel ini, akan dibahas langkah-langkah yang dapat diambil oleh kepala sekolah jika seorang guru belum memiliki pengalaman terkait restitusi yang dapat digali dalam wawancara.
Langkah yang Dapat Diambil Kepala Sekolah Jika Guru Belum Memiliki Pengalaman Saat Wawancara
Dalam dunia pendidikan, wawancara menjadi salah satu tahap penting untuk menilai kompetensi dan kesiapan seorang guru. Namun, dalam beberapa situasi, bisa saja ditemukan bahwa seorang guru belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menjalankan tugas tertentu, seperti kegiatan restitusi (pemberian kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki hasil belajar).
Jika hal ini terjadi, kepala sekolah tetap dapat mengambil langkah-langkah yang konstruktif untuk memberikan dukungan dan pembelajaran bagi guru tersebut.
Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan kepala sekolah jika seorang guru belum memiliki pengalaman untuk digali dalam wawancara terkait restitusi:
1. Mendorong Guru Menulis Laporan tentang Pengalaman Restitusi yang Pernah Dilakukan
Jika guru belum memiliki pengalaman langsung dalam melaksanakan restitusi, kepala sekolah bisa meminta guru tersebut untuk menulis laporan tentang situasi atau kejadian yang pernah dihadapi terkait restitusi. Ini memberikan kesempatan bagi guru untuk merefleksikan pengalaman-pengalaman sebelumnya, baik yang relevan dengan restitusi atau yang bisa dihubungkan dengan proses tersebut.
Dengan memberikan laporan tertulis, kepala sekolah bisa memberikan penilaian terhadap pemahaman dan kemampuan guru dalam merencanakan dan mengimplementasikan restitusi meskipun tanpa pengalaman langsung.
2. Memberikan Jadwal Piket untuk Memberikan Pengalaman Langsung
Kepala sekolah juga bisa memberikan kesempatan kepada guru untuk memperoleh pengalaman praktis dalam melaksanakan restitusi dengan cara menyusun jadwal piket khusus. Ini bertujuan agar guru memiliki waktu untuk terlibat langsung dalam kegiatan restitusi, baik itu dengan siswa yang membutuhkan perbaikan nilai atau tugas tertentu. Dengan memiliki kesempatan untuk melaksanakan restitusi secara langsung, guru akan mendapatkan pengalaman yang sangat penting untuk pengembangan keterampilan dan pemahaman mereka.
3. Mendorong Guru untuk Menceritakan Pengalaman Restitusi Setelah Kegiatan
Setelah guru melaksanakan kegiatan restitusi, kepala sekolah bisa mengadakan sesi diskusi atau refleksi bersama. Dalam sesi ini, guru dapat menceritakan pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi selama melaksanakan restitusi, serta hal-hal yang berhasil atau yang perlu diperbaiki. Kepala sekolah kemudian dapat memberikan penilaian berdasarkan pemahaman guru terhadap kegiatan tersebut dan memberikan umpan balik yang konstruktif agar guru semakin berkembang dalam hal ini.
4. Mengajak Guru untuk Mendapatkan Pendapat dari Rekan Guru Lain
Jika seorang guru merasa kurang percaya diri atau belum memiliki cukup pengalaman, kepala sekolah dapat membantu dengan cara meminta pendapat atau masukan dari guru lain yang lebih berpengalaman dalam melaksanakan restitusi. Diskusi antar guru dapat memberikan wawasan dan perspektif baru yang bisa sangat membantu guru yang belum berpengalaman. Kepala sekolah bisa memfasilitasi kolaborasi ini, sehingga guru dapat belajar dari pengalaman rekan-rekannya. Setelah itu, kepala sekolah bisa memberikan penilaian terhadap sejauh mana guru mampu mengaplikasikan pembelajaran yang didapatkan dari rekan-rekannya.
Kesimpulan
Ketika seorang guru tidak memiliki pengalaman yang cukup untuk digali dalam wawancara terkait restitusi, kepala sekolah memiliki beberapa langkah yang bisa diambil untuk mendukung perkembangan profesional guru tersebut. Dengan memberikan kesempatan untuk menulis laporan, memberikan jadwal piket, mendorong refleksi atas pengalaman, serta melibatkan guru lain dalam diskusi, kepala sekolah dapat membantu guru untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan. Langkah-langkah ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga memperkuat hubungan kolaboratif di antara rekan-rekan pengajar, yang sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan.